Hasil survey ini yang dirilis sekitar seminggu sebelum insiden marah-marahnya Nina ini diduga jadi salah satu penyebab. Hasil survey seperti ini tentu saja membuat panas-dingin paslon Nina-Tobroni. Diduga jadi gampang marah atau agak sensi. Betapa tidak, beliau adalah petahana, anak mantan kapolri Da’i Bachtiar pula, dan kabarnya status Nina sebagai salah satu bupati terkaya di Jawa Barat.
Dalam LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara) tercatat per Desember 2023, harta kekayaan Nina mencapai Rp 34.691.453.007,- Tiga puluh empat miliar lebih! Terdiri dari berbagai 25 bidang tanah dan bangunan yang tersebar di Kota Bogor dan Kota Depok, Jawa Barat serta Kota Surabaya, Jawa Timur dengan total aset mencapai Rp 31.875.063.920.
Nina juga memiliki harta bergerak lainnya sebesar Rp 4.591.100.000,- Ada juga surat berharga senilai Rp 1.200.000.000,- Serta kas dan setara kas senilai Rp 274.662.786,- Namun anehnya Nina tidak melaporkan harta kekayaan berupa kendaraan, baik motor atau mobil, dalam LHKPN-nya.
Ironisnya, walau dipimpin oleh salah satu bupati terkaya, Indramayu masih didaulat sebagai kabupaten termiskin di Jawa Barat. Dari laporan BPS di tahun 2023, Kabupaten Indramayu tercatat sebagai wilayah dengan persentase penduduk termiskin tertinggi, ada 12,13 persen penduduk miskin di kabupaten ini. Jumlah penduduknya dari hasil sensus tahun 2022 tercatat ada 1.871.832 orang.
Urutan kedua termiskin adalah Kabupaten Kuningan dengan 12,12 persen jumlah penduduk miskin. Di peringkat ketiga ada Kota Tasikmalaya. Kota Tasik, begitu biasa disebut, mencatat ada 11,53 persen penduduk miskin. Keempat termiskin adalah Kabupaten Majalengka. Wilayah yang dijuluki ‘Kota Angin’ tersebut memiliki 11,21 persen penduduk miskin.
Urutan kelima adalah Kabupaten Cirebon dengan 11,20 persen. Urutan keenam adalah Kabupaten Bandung Barat yang tercatat memiliki 10,52 persen penduduk miskin. Ketujuh adalah Kota Tasikmalaya yang mencatat ada 10,28 persen penduduk miskin di wilayahnya. Dan kedelapan adalah Kabupaten Cianjur yang sering disebut juga Kota Santri, tercatat memiliki 10,22 persen penduduk miskin.
Anggaran atau APBD Kabupaten Indramayu per tahun 2024 sebesar Rp 3,8 triliun. Realisasi pendapatan daerah (dari data Sistem Informasi Keuangan Daerah per tanggl 8 November 2024) tercatat Rp 2,94 triliun.
Begitu gambaran sekilas peta politik dan ekonomi di Indramayu. Semoga masyarakat di sana bisa memilih pemimpin yang terbaik, dalam suasana yang rukun. Dan insiden yang memalukan ini tidak terulang.
Bandung, Minggu 10 November 2024
Andre Vincent Wenas,MM,MBA., pemerhati masalah-masalah ekonomi dan politik.
Komentar