Kapal KM Althaf yang Sempat Hilang Kontak Ditemukan, Seluruh Penumpang Selamat

JurnalPatroliNews – Bengkulu – Setelah dilaporkan hilang kontak selama lebih dari sehari, Kapal Motor (KM) Althaf yang berangkat dari Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu menuju Pulau Enggano akhirnya berhasil ditemukan. Seluruh penumpang beserta awak kapal dilaporkan dalam kondisi selamat.

Kepala Kantor SAR Bengkulu, Muslikun, menyampaikan bahwa delapan orang yang berada di kapal—termasuk awak kapal—saat ini sudah dalam penanganan tim medis. Mereka sebelumnya dievakuasi dan menjalani pemeriksaan kesehatan di Puskesmas Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung.

“Semua korban telah dievakuasi ke Bengkulu dan sedang dalam perjalanan kembali. Sementara kapal KM Althaf bersama nakhoda dan kru sedang dalam proses penarikan menggunakan kapal nelayan menuju wilayah perairan Bengkulu,” jelas Muslikun, Rabu (28/5/2025).

Upaya pencarian dilakukan secara terkoordinasi antara SAR Bengkulu dan SAR Lampung setelah kapal tersebut tidak memberikan kabar sejak keberangkatannya. Kapal diketahui mengalami kerusakan mesin di tengah pelayaran menuju Pulau Enggano.

Pada Selasa sore pukul 14.30 WIB, Komandan Kapal KN 213 Bengkulu menghubungi Kapten SPOB Seroja—kapal tanker yang kebetulan melintasi perairan Lampung dalam pelayaran dari Jakarta menuju Padang—untuk membantu penarikan KM Althaf yang terapung di laut.

Kapal KM Althaf sebelumnya berangkat dari Pelabuhan Pulau Baai pada Sabtu, 24 Mei 2025 pukul 15.00 WIB dengan tujuan Pulau Enggano. Namun hingga Senin siang, 26 Mei, kapal tersebut belum juga tiba, sehingga pihak keluarga dan warga mulai khawatir dan melapor kepada pihak berwenang.

Kepala Desa Kaana, Alamudin, menyatakan bahwa waktu normal untuk menyeberang ke Pulau Enggano menggunakan kapal nelayan adalah sekitar 14 jam. Ketidakhadiran KM Althaf melebihi durasi normal menjadi pertanda awal adanya masalah.

Belakangan, aktivitas pelayaran dari dan ke Pelabuhan Pulau Baai terganggu akibat pendangkalan alur laut yang sudah terjadi selama dua bulan terakhir. Hal ini menyebabkan beberapa kapal, termasuk kapal penyeberangan, tidak dapat beroperasi maksimal sehingga warga terpaksa menggunakan kapal nelayan sebagai alternatif.

Pulau Enggano sendiri merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang berada di Samudra Hindia, terletak sekitar 156 kilometer dari daratan Bengkulu atau sekitar 90 mil laut. Karena keterbatasan akses, moda transportasi laut menjadi satu-satunya jalur penghubung utama menuju pulau tersebut, dengan estimasi waktu pelayaran sekitar 12 hingga 14 jam tergantung jenis kapal.

Komentar