Kekuatan Politik Jokowi Dinilai Mulai Meredup, Disebut Mirip Raja Louis XIV

JurnalPatroliNews – Pengaruh politik Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), dinilai mulai mengalami kemunduran. Meskipun masih memegang kendali, posisinya diibaratkan seperti kapal yang mulai kemasukan air belum karam, tetapi tak lagi kokoh seperti sebelumnya.

Pandangan tersebut disampaikan oleh pakar politik, Prof. Ikrar Nusa Bhakti. Dalam kanal YouTube miliknya, ia membandingkan gaya kepemimpinan Jokowi dengan Louis XIV, Raja Prancis yang dikenal dengan semboyan absolutisnya: “L’État, c’est moi” atau “Negara adalah saya.”

Menurut Ikrar, Jokowi terkesan menjadikan setiap ucapannya sebagai keputusan final yang tak bisa diganggu gugat. Ia menyebut gaya kepemimpinan Jokowi menyerupai konsep Sabda Pandhita Ratu, yakni setiap kata-kata penguasa menjadi hukum yang tak terbantahkan.

Salah satu contohnya, kata Ikrar, adalah ketika Mahkamah Konstitusi memutuskan menerima pencalonan Gibran Rakabuming Raka putra sulung Jokowi sebagai wakil presiden, sebuah keputusan yang menurutnya mencerminkan pengaruh kekuasaan sang presiden yang terlalu besar terhadap institusi hukum.

Ia pun mengkritisi suasana dalam lingkaran kekuasaan Jokowi yang menurutnya diliputi rasa takut. Para pejabat disebut enggan menyampaikan kritik karena khawatir terkena reshuffle, dan justru saling berlomba mencari kedekatan pribadi dengan presiden demi mempertahankan posisi dan pengaruh mereka.

“Pengambilan keputusan tidak lagi melalui mekanisme formal seperti rapat kabinet. Sekarang, lebih pada bisikan orang-orang terdekat bahkan bisa jadi mereka tidak memiliki jabatan struktural. Bisa saja itu seorang cenayang,” ujarnya satir.

Ikrar menilai Jokowi menunjukkan ambisi kekuasaan yang terus berlanjut meskipun telah menjalani dua periode sebagai presiden. Salah satu indikasinya, menurutnya, adalah dorongan agar Gibran ikut dalam pemilihan presiden langkah yang disebut sebagai upaya memperpanjang bayang-bayang kekuasaan.

Tak hanya itu, Ikrar turut menyoroti kembali polemik lama soal keaslian ijazah Jokowi. Ia menyebut, keterlibatan beberapa alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) dan kemajuan teknologi informasi membuat informasi tersebut kini semakin sulit ditutup-tutupi.

“Seandainya Jokowi tetap membumi dan tidak terjebak dalam kerakusan politik, mungkin ia bisa mengakhiri masa jabatannya dengan elegan. Tapi karena terlalu jauh mengejar kekuasaan, besar kemungkinan ia akan menghadapi akhir yang keras seperti pesawat yang mendarat secara paksa dan hancur lebur,” tutup Ikrar.

Komentar