Kemacetan Parah di Tanjung Priok Rugikan Pengusaha Truk Hingga Ratusan Miliar Rupiah

JurnalPatroliNews – Pengusaha truk angkat suara terkait macet ekstrem yang terjadi di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok dan sekitarnya pada 17–18 April 2025.

Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (APTRINDO), Agus Pratiknyo, menyebut dampaknya sangat besar, dengan kerugian industri yang ditaksir melampaui Rp100 miliar.

“Dampak kemacetan itu luar biasa. Bukan cuma di pelabuhan, tapi menjalar hingga ke jalan tol dan sekitarnya. Potensi pendapatan hilang karena kendaraan terjebak selama berjam-jam,” ujar Agus saat diwawancarai oleh awak media, Senin (21/4/2025).

Menurut Agus, kemacetan dipicu oleh lonjakan aktivitas di terminal peti kemas New Priok Container Terminal 1 (NPCT 1) yang mengalami kelebihan kapasitas. Selain itu, efek domino dari kebijakan pembatasan operasional truk selama masa mudik Lebaran 2025 juga menjadi faktor utama.

“Ini semacam efek bola salju dari Surat Keputusan Bersama (SKB) yang membatasi truk besar selama 16 hari masa libur. Kami sudah sampaikan kekhawatiran ini jauh-jauh hari ke pemerintah,” tambahnya.

APTRINDO sempat melakukan aksi protes di depan Kementerian Perhubungan, mengingatkan dampak kebijakan tersebut terhadap rantai logistik, khususnya ekspor-impor yang sangat bergantung pada jadwal kapal asing.

“Ekspor-impor itu menyangkut pihak internasional, jadi perlu penyesuaian dan kebijakan yang bijak, bukan sekadar melancarkan lalu lintas di dalam negeri,” jelas Agus.

Ia pun mendesak pemerintah agar ke depannya lebih matang dalam menyusun kebijakan, serta mendorong koordinasi lintas sektor agar tidak ada keputusan yang berdampak berat pada pelaku usaha.

“Ke depannya, hindari ego sektoral. Semua sektor harus duduk bersama dan mempertimbangkan dampaknya. Jangan hanya lihat lalu lintas lancar sesaat, tapi sektor logistik tercekik,” tegasnya.

Penyebab Utama: Kapal Tiba Tak Sesuai Jadwal dan Libur Panjang

PT Pelindo juga menjelaskan faktor pemicu kemacetan. Menurut Executive Director Regional 2, Drajat Sulistyo, kemacetan terjadi karena lonjakan aktivitas bongkar muat di NPCT 1. Tiga kapal kargo tiba tidak sesuai jadwal harusnya seminggu sebelumnya namun justru menumpuk di saat yang bersamaan.

“Penumpukan kontainer terjadi di satu terminal saja, NPCT 1. Tiga kapal tiba berbarengan, ditambah permintaan logistik yang meningkat karena libur panjang,” jelas Drajat di Kantor KSOP Tanjung Priok, Jumat (18/4/2025).

Dalam situasi itu, banyak perusahaan logistik berusaha menarik dan mendistribusikan kontainer mereka, yang justru memperparah kepadatan di area pelabuhan dan jalur sekitarnya.

Komentar