Kisah Kelam Pejabat Terkorup di China, Namanya Dihina Berabad-abad Hingga Jadi Simbol Cakwe

JurnalPatroliNews – Jakarta – China dikenal sebagai negara yang sangat keras dalam menghadapi korupsi. Negara ini bahkan tidak ragu menjatuhkan hukuman mati kepada koruptor demi memberikan efek jera. Bahkan setelah pelaku meninggal dunia, masyarakat tetap mengecam dan menghina nama mereka sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan.

Salah satu contoh paling mencolok dalam sejarah adalah kisah Qin Hui, pejabat tinggi pada masa Dinasti Song yang hingga kini masih dikenang sebagai simbol pengkhianatan dan korupsi. Meskipun telah wafat lebih dari 800 tahun lalu, namanya masih dibenci oleh masyarakat Tiongkok.

Qin Hui menjabat sebagai Menteri Kekaisaran sejak tahun 1131 Masehi, menguasai hampir seluruh kebijakan penting di wilayah selatan Tiongkok, mulai dari urusan politik, militer, hingga ekonomi. Namun kekuasaan tersebut disalahgunakan demi keuntungan pribadi.

Ia dikenal sering menempatkan orang-orang dekatnya di posisi penting pemerintahan, tanpa mempertimbangkan kompetensi mereka. Menurut buku Dynastic China: An Elementary History (2014), praktik ini dilakukan untuk memuluskan kepentingan finansialnya sendiri. Tak sedikit pejabat bawahannya menjalin perjanjian dengan pihak asing demi meraih keuntungan pribadi, yang akhirnya mengalir ke Qin Hui.

Tak hanya korup, Qin Hui juga dikenal sebagai pengkhianat negara. Berdasarkan catatan Britannica, ia bertanggung jawab atas eksekusi Yue Fei pada 27 Januari 1142. Yue Fei adalah jenderal legendaris yang disegani rakyat karena keberhasilannya memperkuat pertahanan negeri dan memperluas wilayah.

Masyarakat saat itu melihat Yue Fei sebagai calon pemimpin masa depan. Namun Qin Hui, khawatir akan tergeser, justru menyingkirkannya dengan tuduhan palsu. Eksekusi Yue Fei menjadi noda besar dalam sejarah Dinasti Song, dan nama Qin Hui pun langsung tercoreng.

Meski diketahui menyalahgunakan jabatan, Qin Hui tetap hidup dalam kemewahan hingga akhir hayatnya pada tahun 1155. Kematian pejabat ini justru memicu kemarahan rakyat. Sebagai bentuk protes, masyarakat menciptakan patung Qin Hui yang kemudian dijadikan sasaran pelampiasan emosi—ditendang, diludahi, bahkan dirusak secara berkala.

Setiap kali patung tersebut diperbaiki, tidak butuh waktu lama untuk kembali dihancurkan, menunjukkan betapa dalamnya kebencian publik terhadap sosok tersebut. Lebih dari itu, kemarahan rakyat bahkan dituangkan dalam bentuk kuliner.

Makanan ringan bernama cakwe atau youtiao dalam bahasa Mandarin, dikabarkan diciptakan sebagai simbol tubuh Qin Hui yang digoreng dalam minyak panas. Menyantap cakwe dianggap sebagai bentuk sindiran dan penghukuman simbolis terhadap pengkhianatan sang menteri.

Dikutip dari South China Morning Post, hingga hari ini, patung Qin Hui masih berdiri sebagai pengingat masa lalu kelam dan peringatan keras terhadap korupsi. Meski berabad-abad telah berlalu, nama dan wajah Qin Hui tetap menjadi lambang kebusukan kekuasaan yang disalahgunakan.

Komentar