JurnalPatroliNews – Jakarta – Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih adalah misi besar Presiden Prabowo Prabowo untuk melakukan transformasi ekonomi dari ekonomi elit yang dikuasai oligarki menjadi ekonomi rakyat yang dikuasai banyak orang.
Hal itu diungkapkan seorang tokoh koperasi pemuda bernama Turino Yulianto, yang pernah menjadi Ketua Kokesma Institut Teknologi Bandung (ITB).
“Kopdes Merah Putih adalah langkah ideologis dari Presiden Prabowo Subianto dalam memperbaiki tata niaga perekonomian di perdesaan,” terang Turino.
Bahkan, bagi Turino, Kopdes Merah Putih menjadi sarana pendistribusian kesejahteraan yang paling efektif, sebagai keberhasilan koperasi pengelolaan tambang hingga pengiriman pupuk di negara maju.
“Sudah banyak kisah sukses koperasi mengelola jaringan bisnis utama sebuah negara, seperti Koperasi Padi Zen Noh di Jepang, koperasi susu Frisian Flag di Belanda, dan koperasi kesehatan Unimed di Brazil,” papar Turino.
Menurut Turino, koperasi desa itu adalah visi besar pemerintah untuk membawa desa-desa di Indonesia menuju jaringan global. “Koperasi, berbeda dengan BUMDes, adalah badan hukum usaha yang diakui secara internasional,” ulas Turino.
Menurut Turino, Kopdes di daerah peternak sapi perah bisa bekerja sama dengan pabrik susu di New Zealand atau di Belanda. “Jaringan koperasi internasional saat ini sudah membentuk jaringan bisnis dengan omzet ribuan triliun,” imbuh Turino.
Industrialisasi Pedesaan
Pandangan optimistis lain terkait Kopdes Merah Putih, datang dari Tito Sulistio, anggota Badan Supervisi OJK periode 2023-2028.
Dalam sebuah diskusi pada yang diadakan lembaga kajian politik ekonomi GREAT Institute, beberapa waktu lalu, Tito menyatakan bahwa langkah Presiden Prabowo dalam menginisiasi berdirinya Kopdes Merah Putih adalah langkah luar biasa yang akan menjadikan koperasi sebagai pintu masuk industrialisasi pedesaan.
“80 ribu Kopdes Merah Putih sebagai bagian dari ekonomi Pancasila yang berbasis industrialisasi pedesaan dan koperasi,” ucap Tito, yang pernah menjadi Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode 2015-2018.
Intinya, Tito menyebut Kopdes Merah Putih akan menjadi pintu masuk industrialisasi pedesaan sebagai bagian dari ekonomi Pancasila.
Soal pembiayaan, Tito menegaskan, pentingnya mengoptimalkan peran Danantara. Menurut Tito, Danantara harus aktif masuk dan bermitra dengan koperasi desa. “Danantara harus mampu mengkonsolidasi dan mengelola aset negara untuk didistribusikan ke masyarakat melalui Koperasi Desa Merah Putih,” jelas Tito.
Tito yang juga dikenal sebagai penulis buku Privatisasi Berkerakyatan, mendorong agar koperasi segera membangun kemitraan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) demi memastikan transparansi di masa depan.
Komentar