KSP Moeldoko Jelaskan Soal Pernyataan Reshuffle Kabinet Presiden Jokowi, Ini Lengkapnya

JurnalPatroli-Jakarta,– Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko menjelaskan pernyataan reshuffle kabinet yang dilontarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Sidang Kabinet Paripurna pada 18 Juni 2020 lalu. Presiden Jokowi juga menegaskan tak segan-segan mempertaruhkan reputasi politiknya demi kepentingan dan keselamatan rakyat dan negara Indonesia.

Menurut Moeldoko, pernyataan Jokowi tersebut menyatakan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut siap mengambil risiko apa pun untuk kepentingan bangsa dan negara. Strategi tersebut ada di dalam dunia militer.

Di dunia militer, seorang pemimpin atau panglima akan melakukan upaya taktis dalam menghadapi situasi krisis. Dan Jokowi telah mengambil langkah yang sama.

“Memang Presiden katakan akan ambil risiko, reputasi politik akan saya pertaruhkan. Maknanya Presiden ambil langkah contoh untuk bawahan. Dalam dunia militer, dalam hadapi situasi kritis ada tiga langkah panglima dan komandan,” terang Moeldoko.

Langkah pertama, lanjutnya, kehadiran komandan di tengah-tengah daerah yang mengalami krisis. Hal itu sudah dilakukan Jokowi saat datang ke Kota Surabaya, yang masih masuk dalam zona merah Covid-19.

“Pertama kehadiran komandan, kita lihat presiden datang ke Surabaya yang masih merah. Beliau datang. Itu ciri-ciri panglima selalu hadir di situasi kritis,” jelas Moeldoko.

Langkah kedua, mengerahkan senjata bantuan. Langkah ini juga dilakukan Jokowi dengan mengerahkan bantuan sosial (Bansos) baik berupa paket sembako maupun uang tunai kepada masyarakat yang mengalami dampak dari pandemi Covid-19. “Bantuan ini dikerahkan agar menjadi solusi dari krisis,” ujar Moeldoko.

Langkah ketiga, adalah pengerahan kekuatan cadangan. Moeldoko mengatakan, kekuatan cadangan ini baru akan dikerahkan di saat terakhir. Namun ia tak menjelaskan lebih lanjut kekuatan cadangan yang dimaksud.

“Kerahkan kekuatan cadangan ini saat-saat terakhir, karana ketika situasi cadangan dikeluarkan, maka situasi mulai sangat jelek. Jangan sampai gunakan ini,” tegas Moeldoko. (lk/*)

Komentar