Langkah Cepat Indonesia Buka Peluang Strategis dalam Dialog Tarif Dagang dengan AS

JurnalPatroliNews – Jakarta – Indonesia mengambil langkah gesit sebagai negara pertama yang langsung merespons kebijakan tarif timbal balik dari Amerika Serikat (AS), langkah yang diyakini mampu menjaga stabilitas ekspor nasional dan memperkuat posisi dalam perundingan perdagangan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa gerak cepat Indonesia sebagai early responder menempatkan negara dalam posisi tawar yang lebih kuat di mata Washington.

“Kami tak hanya menyikapi kebijakan Amerika, tetapi juga mengajukan permintaan kepada mereka. Pendekatannya bukan satu arah, tapi dua arah, dengan tujuan memperkuat hubungan ekonomi kedua negara,” ujar Airlangga dalam pernyataan resmi, Kamis, 1 Mei 2024.

Dalam forum tersebut, Indonesia secara langsung mengusulkan pembentukan format perjanjian kerja sama dagang yang bersifat timbal balik. Salah satu poin penting adalah dorongan untuk memperbarui Trade and Investment Framework Agreement (TIFA), sebagai kerangka dasar relasi dagang antara Jakarta dan Washington.

Airlangga menjelaskan bahwa dari sekitar 72 negara yang berpotensi terlibat dalam perundingan tarif dengan AS, Indonesia harus memiliki nilai lebih agar tetap kompetitif.

“Dalam negosiasi cepat seperti ini, kita harus hadir dengan sesuatu yang unik dan bernilai di mata Amerika,” tegasnya.

Selain Amerika, Indonesia juga menjalin dialog dagang aktif dengan berbagai mitra internasional seperti Uni Eropa, Inggris, China, Malaysia, dan Singapura. Pemerintah pun mempercepat penyelesaian kesepakatan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang saat ini sudah mendekati babak akhir.

Untuk memastikan koordinasi dan efisiensi, pemerintah membentuk dua satuan tugas: Satgas Negosiasi di bawah koordinasi langsung Menko Airlangga dan Satgas Deregulasi yang bertugas merapikan regulasi antar sektor.

“Presiden ingin ini menjadi kerja kolektif—Indonesia incorporated. Meski banyak negara terdampak kebijakan tarif global, kami berharap ASEAN punya penangkal tersendiri. Dengan begitu, ketahanan ekonomi kawasan bisa terjaga,” lanjutnya.

Meski telah melangkah jauh, Airlangga mengingatkan bahwa proses negosiasi masih berada di tahap awal. Belum ada hasil final, meskipun tim Indonesia sudah melakukan pembicaraan langsung dengan pihak AS.

“Prosesnya masih berjalan. Tim teknis sedang bekerja. Jadi kita ikuti saja alurnya,” tutupnya.

Komentar