Selain itu, Luhut juga menekankan pentingnya mempercepat konversi dari motor konvensional ke motor listrik, mengingat jumlah motor di Indonesia mencapai 132 juta unit. Langkah ini dinilai krusial untuk mengurangi emisi dan polusi, terutama di kota-kota besar.
Di sisi lain, Luhut juga menyoroti keberhasilan negosiasi Indonesia dengan Singapura, yang kini memungkinkan Indonesia mengekspor energi hijau ke negara tetangga tersebut. Indonesia juga terus mengembangkan kawasan industri hijau terbesar di Kalimantan Utara, yang akan memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas 9 GW.
“Tapi pada saat yang sama, kami juga melihat kepentingan kami sendiri. Lihat, seperti yang saya sebutkan sebelumnya, dalam delapan tahun ke depan, Anda akan melihat produksi EV hijau dari Indonesia karena pembangunan tenaga air kami akan siap dalam delapan tahun,” kata dia.
“Jadi di Kalimantan Utara, anda mungkin akan melihat produksi aluminium hijau, produksi EV, bahkan produksi petrokimia hijau karena kami akan menggunakan energi hijau. Jadi itu, saya pikir, adalah mimpi. Kemudian apakah ini bisa dicapai atau tidak, tentu bisa dicapai karena saya yakin kita bisa membangun kolaborasi,” ujarnya.
Komentar