PBB Gelar Sidang Darurat Bahas Konflik Memanas antara Iran dan Israel

JurnalPatroliNews – Jakarta – Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadakan pertemuan mendesak pada Jumat (waktu New York) untuk merespons eskalasi konflik bersenjata antara Iran dan Israel yang makin memicu kekhawatiran dunia internasional akan potensi meluasnya perang di Timur Tengah.

Dalam sidang yang digelar di markas besar PBB di New York, Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Iravani, mengecam keras serangan Israel. Ia menyebut serangan itu sebagai tindakan brutal dan tidak dapat dibenarkan, bahkan menyebutnya sebagai upaya yang secara terang-terangan ingin menghancurkan upaya diplomatik.

“Israel telah menunjukkan niat sebenarnya: menghancurkan infrastruktur nuklir kami, mengubur diplomasi, dan menjerumuskan kawasan ini ke dalam konflik besar. Ini bukan sekadar dugaan—mereka menyatakannya secara terbuka,” ujar Iravani.

Sebaliknya, perwakilan Israel, Danny Danon, membela langkah militernya dengan dalih menjaga keamanan nasional. Ia mengatakan bahwa negaranya tidak akan tinggal diam saat menjadi sasaran ancaman dari Iran.

“Kami mengambil langkah pencegahan terhadap ancaman yang tak hanya menyasar Israel, tetapi juga membahayakan stabilitas global. Ini bukan tindakan agresi, ini soal membela kehidupan warga kami,” tegas Danon.

Kecaman Global dan Seruan Penghentian Eskalasi

Kritik tajam turut datang dari perwakilan Pakistan di PBB, Asim Ahmad, yang menilai aksi militer tersebut bisa merusak fondasi negosiasi damai yang sudah dibangun dengan susah payah.

“Ketegangan ini berpotensi menghancurkan kepercayaan dan merusak prospek perdamaian jangka panjang,” katanya.

Sementara itu, Rusia dan China, dua anggota tetap Dewan Keamanan, turut mengecam Israel. Keduanya menyebut tindakan militer itu sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional.

“Terlepas dari dalih yang disampaikan, apa yang dilakukan Israel merupakan pelanggaran terhadap Piagam PBB,” ujar Duta Besar Rusia, Vassily Nebenzia.

Senada, Fu Cong, Duta Besar China, menyerukan agar Israel segera menghentikan operasi militer demi menghindari ketegangan lebih lanjut.

“Israel harus menahan diri dari petualangan militer yang hanya akan menambah kerusakan dan penderitaan,” ujarnya.

Rapat berlangsung selama kurang lebih dua setengah jam, kemudian dilanjutkan dengan sesi konsultasi tertutup selama satu jam. Namun, hingga saat ini, belum ada keputusan konkret atau langkah lanjutan dari Dewan Keamanan PBB terkait konflik tersebut.

Komentar