JurnalPatroliNews – Jakarta – Indonesia menerima imbauan mendesak dari badan pengungsi PBB untuk melakukan penyelamatan terhadap sebuah perahu yang terdampar di lepas pantai barat. Perahu tersebut membawa lebih dari 100 pengungsi Rohingya, termasuk wanita dan anak-anak.
Faisal Rahman, rekan perlindungan UNHCR di Indonesia, menyatakan, “UNHCR mendesak pihak berwenang untuk memastikan penyelamatan di laut dan pendaratan yang aman bagi kelompok yang putus asa ini,” seperti dikutip dari AFP, Sabtu (2/11/2024).
Perahu yang terdampar diyakini telah berlabuh sekitar empat mil (enam kilometer) di lepas pantai Aceh. Sebuah kapal bantuan telah menarik perahu tersebut hingga mendekat satu mil dari daratan.
Faisal menambahkan bahwa sebelumnya, lima pengungsi Rohingya telah dievakuasi untuk mendapatkan perawatan medis di rumah sakit lokal. Tragisnya, setidaknya satu pengungsi dilaporkan meninggal di atas kapal.
Negosiasi antara PBB dan pemerintah Indonesia mengenai situasi ini masih berlangsung. Meski begitu, Indonesia bukanlah penanda tangan konvensi pengungsi PBB dan telah menyatakan bahwa mereka tidak dapat dipaksa untuk menerima pengungsi dari Myanmar.
Pemerintah Indonesia juga meminta negara-negara tetangga untuk berbagi beban dan memukimkan kembali warga Rohingya yang tiba di pantainya.
Di sisi lain, masyarakat Aceh, yang memiliki sejarah konflik berdarah, menunjukkan simpati terhadap penderitaan sesama Muslim.
Namun, ada juga suara yang meragukan, mengklaim bahwa kehadiran warga Rohingya mengkonsumsi sumber daya yang sudah terbatas dan terkadang menyebabkan ketegangan dengan penduduk setempat.
Sebagai catatan, pada Desember 2023, terjadi insiden di mana ratusan mahasiswa memaksa relokasi lebih dari seratus pengungsi Rohingya dari aula serbaguna di Aceh, mencerminkan tantangan yang dihadapi dalam mengelola situasi kemanusiaan ini.
Etnis Rohingya, yang terus-menerus mengalami penganiayaan di Myanmar, berusaha melarikan diri melalui perjalanan laut yang berbahaya demi mencari perlindungan.
Komentar