Pengamat China: Timnas Indonesia Bakal Jadi Lawan Berat di GBK, Peluang Menang Hanya 1 Banding 10.000

JurnalPatroliNews – Jakarta – Menjelang laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Timnas Indonesia melawan China pada 5 Juni mendatang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), pengamat sepak bola asal China yang dikenal dengan nama Rock, mengungkapkan rasa pesimisnya terhadap peluang kemenangan tim negaranya.

Meski China sukses menekuk Indonesia 2-1 pada pertemuan pertama Oktober 2024 lalu, Rock menilai situasinya kini jauh berbeda. Bermain di kandang Garuda, menurutnya, akan menjadi tantangan yang luar biasa berat bagi skuad Branko Ivankovic.

“GBK itu angker. Dengan dukungan puluhan ribu suporter yang bisa mencapai 60 ribu orang, atmosfernya bisa mengintimidasi siapa pun yang datang sebagai tamu. Jujur saja, kalau bisa mencuri satu poin saja dari sana, itu sudah hasil luar biasa,” ujarnya dikutip dari laman 163.

Rock bahkan menyebutkan bahwa peluang China untuk menang di Jakarta secara matematis sangat kecil.

“Kalau dihitung-hitung, mungkin kemungkinannya hanya satu banding sepuluh ribu. Tapi ya, siapa tahu dari satu peluang itu kami bisa dapat keberuntungan,” tambahnya.

Menurut Rock, meski China pernah menang atas Indonesia, saat itu mereka bermain di kandang sendiri dan tetap tertinggal jauh dalam hal penguasaan bola. Ia bahkan menuding Indonesia sempat menurunkan intensitas permainan karena terlalu percaya diri.

“Pertandingan pertama itu bukan cerminan kekuatan sebenarnya. Waktu itu kita hanya menguasai bola 24 persen. Dan sekarang, performa tim makin memburuk. Sudah ganti-ganti pelatih, tapi hasilnya tetap saja tidak membaik,” ungkapnya.

Lebih jauh, Rock juga meragukan peluang China untuk lolos ke babak berikutnya setelah kalah dari Arab Saudi dan Australia. Menurutnya, dua kekalahan itu sudah menjadi pukulan telak bagi asa Negeri Tirai Bambu.

Selain itu, Rock turut menyoroti kekuatan Timnas Indonesia saat ini yang diperkuat sejumlah pemain naturalisasi dari Eropa. Ia bahkan menyebut tim Merah Putih tak lagi bisa dipandang sebagai wakil tipikal Asia Tenggara.

“Kalau lihat skuad Indonesia sekarang, itu seperti menonton tim dari Belanda. Strategi naturalisasi mereka sangat jelas dan ambisius: target mereka adalah tampil di Piala Dunia,” puji Rock.

Komentar