Peringatan Dasco Disambut Serius, Buruh Siap Hadang Produk Asing Sisa Ekspor ke AS

JurnalPatroliNewsJakartaPeringatan keras yang disampaikan Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, terkait kebijakan tarif baru Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump, kini mendapat sorotan dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk kalangan buruh.

Dasco menggarisbawahi pentingnya langkah strategis diplomatik dari Pemerintah Indonesia guna merespons kebijakan proteksionis tersebut. Ia menegaskan bahwa Indonesia tidak boleh menjadi ‘tempat pelarian’ barang-barang ekspor negara lain yang kini terhalang masuk ke pasar Amerika.

“Pemerintah harus waspada dan jangan sampai kita menjadi sasaran produk sisa ekspor negara lain yang tertahan masuk ke AS. Ini akan menjadi ancaman serius terhadap keberlangsungan industri dalam negeri dan dapat merusak agenda hilirisasi nasional,” ujar Dasco, Jumat (4/4).

Peringatan itu mendapat respon positif dari Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Jumhur Hidayat. Ia menyebut pernyataan Dasco sangat relevan dan mencerminkan kepekaan terhadap situasi ekonomi global yang dapat berdampak langsung pada nasib industri nasional.

“Saya menilai pernyataan Pak Dasco sangat tajam dan kontekstual. Benar adanya bahwa produk-produk yang tak laku di pasar AS berpotensi besar dialihkan ke Indonesia,” kata Jumhur.

Menurutnya, jika arus masuk produk asing tidak dibatasi secara cermat, maka sektor industri lokal akan terpukul. Dan kelompok pertama yang akan terkena dampak langsung dari guncangan itu adalah para buruh.

“Kalau industri dalam negeri kolaps, maka buruh-lah yang akan menanggung beban paling awal — mulai dari pemutusan kerja hingga upah tertahan. Oleh sebab itu, buruh siap berada di barisan terdepan untuk menjaga kedaulatan industri nasional,” tegasnya.

Ia pun mendorong sinergi antarsektor — dari lembaga eksekutif hingga legislatif, yudikatif, serta pelaku usaha — untuk bahu membahu menghadapi potensi banjir produk luar negeri.

“Jangan sampai hilirisasi yang menjadi visi besar Presiden Prabowo justru gagal karena Indonesia kebanjiran barang-barang dari luar yang tidak terserap oleh pasar global lainnya,” tandas Jumhur.

Dalam situasi ekonomi global yang semakin tidak menentu, peringatan dari Dasco dan respons dari kalangan pekerja menjadi pengingat bahwa menjaga ketahanan industri bukan sekadar tugas pemerintah, melainkan perjuangan kolektif seluruh elemen bangsa.

Komentar