JurnalPatroliNews – Jakarta, –Â Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membagikan perkembangan terkini terkait dengan ekonomi dunia sepulangnya dari pertemuan Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) G20 di Gujarat, India, minggu lalu.
Sri Mulyani mengatakan bahwa menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 bertemu paling tidak lima kali dalam setahun. Pertemuan pada pertengahan Juli lalu di India, merupakan pertemuan yang ketiga dalam tahun ini.
Pada pertemuan kali ini, kata Sri Mulyani, masing-masing dari menteri keuangan dan gubernur bank sentral membahas mengenai perkembangan ekonomi dunia dan kondisi negaranya. Sayangnya, kondisi ekonomi global belum kembali ke kondisi normal. Alih-alih bangkit, ekonomi global malah melemah.
“Suasananya tidak dalam suasana yang cukup baik, banyak yang menggambarkan kondisinya melemah meski diakui pelemahannya tidak seburuk seperti yang diprediksikan tahun lalu,” papar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers ABPN Kita Edisi Juli 2023, dikutip Selasa (25/7/2023).
Bukti pelemahan ini tergambar dalam Purchasing Managers’ Index (PMI) yang kontraktif di banyak negara maju. Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan sebanyak 61,9% negara-negara di dunia mengalami kontraksi PMI. Negara tersebut a.l. AS, Eropa, Jerman, Inggris, Jepang, Perancis, Italia, Afrika Selatan, Brasil, Singapura dan Malaysia.
“Artinya PMI-nya di bawah 50 dan ini negara-negara yang memiliki peran besar terhadap ekonomi dunia, yaitu Amerika, Eropa, Jerman, Prancis, Jerman, Jepang, Korea,” katanya.
Padahal, dia menuturkan negara-negara ini adalah negara yang memiliki pengaruh besar pada perdagangan dunia.
“Sehingga PMI dari negara-negara ini patut kita waspadai. Apakah ini kecenderungan akan terus melemah dan tentu pada akhirnya mempengaruhi kondisi kinerja perekonomian global,” ujarnya.
Komentar