Pilkada Jawa Barat: Dedi Mulyadi Makin Tak Terbendung, Elektabilitasnya Sudah 71 Persen!

Peta politik digambarkan dengan parpol yang kemarin ikut kontestasi pileg pada Februari 2024 lalu. Total ada 120 kursi di parlemen (DPRD) Jawa Barat dan 10 partai politik yang berhasil lolos. Hasilnya, Gerindra memperoleh 4.301.852 suara, atau 16,78 persen suara sah, konversi dapat 20 kursi.

Diikuti PKS di urutan kedua yang dapat 3.801.216 suara, atau 14,83 persen suara sah, konversi dapat 19 kursi. Lalu ketiga Golkar dapat 3.590.621 suara, atau 14,01 suara sah, konversi jadi 19 kursi. Keempat PDI-Perjuangan yang dapat 2.970.223 suara, atau 11,59 persen, konversi jadi 17 kursi.

Kelima adalah PKB dengan 2.850.963 suara, atau 11,12 persen, dikonversi jadi 15 kursi. Keenam Partai Demokrat yang dapat 1.727.060 suara, atau 6,74 persen, dikonversi jadi 8 kursi. Ketujuh PAN dapat 1.632.627 suara, atau 6,37 persen, dikonversi jadi 7 kursi.

Urutan kedelapan adalah Partai Nasdem, yang dapat 1.580.373 suara, atau 6,17 suara, dikonversi jadi 8 kursi. Kesembilan adalah PPP yang memperoleh 1.163.771 suara, atau 4,54 persen, dikonversi jadi 6 kursi. Kesepuluh adalah PSI yang memperoleh 666.949 suara, atau 2,60 persen, dikoversi jadi 1 kursi.

Peta persaingan sekaligus kerjasama politik di arena Pilkada Serentak 2024 sangat beragam. Ada parpol yang di arena tertentu tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan ada yang tidak. Semua tergantung pertimbangan politik masing-masing parpol peserta kontestasi. Menimbang dinamika politik di masing-masing daerah,

Ini saling adu cantik antar kontestan, ibarat model yang berlenggak-lenggok di atas cat-walk. Mana yang paling cantik, ditambah yang bisa bekerjasama dengan pemerintah pusat, bolehlah dipilih. Bukan adu gladiator di arena pasir untuk saling bunuh-bunuhan.

Semua bersaudara. Hentikan melempar hoaks dan mengarang fitnah, mari selenggarakan pilkada yang damai dan cerdas.

Jakarta, Jumat 22 November 2024
Andre Vincent Wenas,MM,MBA., pemerhati masalah ekonomi dan politik, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta.

Komentar