PLN Siapkan Transisi Energi Bertahap, Gas Jadi Jembatan Menuju EBT

JurnalPatroliNews – Jakarta – PT PLN (Persero) tengah mempersiapkan strategi transisi energi nasional secara bertahap dan terukur menuju pemanfaatan penuh energi baru dan terbarukan (EBT). Dalam proses ini, gas alam akan berperan sebagai sumber energi perantara sebelum beralih sepenuhnya ke energi hijau.

Hal ini disampaikan oleh Daniel K. Fernando Tampubolon, EVP Strategic Risk Management Policy PLN, dalam ajang Human Capital Summit 2025 di Jakarta, Rabu (4/6/2025). Menurutnya, pemanfaatan gas sebagai energi bersih menjadi langkah strategis karena emisi karbon yang dihasilkan jauh lebih rendah dibandingkan batu bara atau minyak.

“Transisi energi perlu berjalan mulus. Sebelum masuk ke energi hijau sepenuhnya, kita gunakan dulu gas sebagai energi yang lebih ramah lingkungan. Ini bagian dari prinsip clean before green,” ujar Daniel.

Strategi ini telah tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, di mana PLN menargetkan penambahan kapasitas pembangkit gas hingga 10,3 Giga Watt (GW) selama periode tersebut.

Langkah Menuju Dominasi EBT dalam Sistem Energi Nasional

Dalam roadmap energi nasional yang baru, pemerintah menargetkan penambahan total kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 GW hingga tahun 2034. Dari jumlah tersebut, mayoritas pembangkit baru sekitar 61% atau 42,6 GW—akan bersumber dari EBT. Sisanya terdiri dari:

  • Sistem penyimpanan energi: 10,3 GW (sekitar 15%), melalui PLTA pumped storage dan baterai
  • Pembangkit berbasis fosil: 16,6 GW (24%), dengan rincian 10,3 GW dari gas dan 6,3 GW dari batu bara

Detail Kapasitas Tambahan EBT dalam RUPTL 2025–2034:

  • Pembangkit Surya: 17,1 GW
  • Pembangkit Air (Hidro): 11,7 GW
  • Energi Angin: 7,2 GW
  • Panas Bumi: 5,2 GW
  • Bioenergi: 0,9 GW
  • Nuklir: 0,5 GW

Untuk penyimpanan energi, PLN akan membangun:

  • PLTA Pumped Storage: 4,3 GW
  • Baterai (Battery Storage): 6,0 GW

Daniel menyebut bahwa penggunaan gas alam tidak hanya bersifat sementara, tetapi juga sebagai solusi optimalisasi sumber daya domestik yang belum dimanfaatkan secara maksimal.

“Kita perlu dukung dulu sistem dasar pembangkit (baseload) dengan gas, sambil mendorong akselerasi EBT secara masif. RUPTL sudah dirancang agar 75% dari seluruh kapasitas baru nantinya berasal dari energi terbarukan,” tegasnya.

Komentar