JurnalPatroliNews – Jakarta – Presiden Prabowo Subianto mengakui bahwa langkah Presiden AS Donald Trump dalam menetapkan tarif baru terhadap produk Indonesia dapat memberikan tekanan serius, terutama pada sektor industri yang menyerap banyak tenaga kerja seperti garmen, sepatu, furnitur, dan tekstil.
Dalam diskusi bersama tujuh pimpinan media nasional yang digelar di Hambalang, Jawa Barat, Minggu (6/4/2025), Prabowo menilai bahwa kebijakan tersebut bisa menjadi pukulan telak bagi ekonomi nasional.
“Kita harus realistis, ini kebijakan yang bisa sangat berdampak. Industri-industri padat karya akan paling rentan, seperti tekstil, sepatu, dan furnitur,” ungkap Prabowo.
Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah tengah menyusun strategi untuk mengantisipasi dan mengurangi risiko ekonomi yang mungkin timbul. Salah satu opsi yang sedang dijajaki adalah memperluas pasar ekspor ke kawasan lain di luar Amerika Serikat.
“Kita perlu keluar dari zona nyaman. Selama ini terlalu bergantung pada pasar AS, karena mereka mengajarkan sistem pasar bebas. Sekarang kita harus lebih berani mencari pasar baru,” katanya.
Prabowo juga menekankan urgensi memperkuat fondasi ekonomi domestik. Ia menyampaikan bahwa kemandirian ekonomi bukan sekadar slogan, melainkan kebutuhan nyata di tengah gejolak global yang tidak bisa diprediksi.
“Saya sudah katakan ini sejak lama—Indonesia tidak bisa terus-menerus berharap bantuan dari luar. Kita harus mandiri, berdiri di atas kekuatan sendiri. Itu bukan retorika, tapi visi jangka panjang,” tegasnya.
Sebagai respons cepat, Prabowo menginstruksikan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto untuk bertolak ke Washington dalam waktu dekat guna membuka ruang dialog dengan pemerintah AS. Selain itu, kunjungan resmi ke Eropa dan pertemuan dengan pemimpin ASEAN juga masuk dalam agenda diplomasi ekonomi Indonesia ke depan.
“Pak Airlangga akan saya utus ke Washington untuk membuka komunikasi lebih lanjut. Kita harus cari solusi, bukan konfrontasi,” katanya.
Meski kebijakan tarif AS dinilai berat, Prabowo mengakui bahwa setiap negara, termasuk Amerika, berhak menjaga kepentingan nasionalnya. Oleh karena itu, ia mengajak para pelaku industri dalam negeri agar tidak terpaku pada satu pasar saja.
“Kita harus melihat ke Afrika. Itu pasar masa depan, dengan populasi besar dan potensi ekonomi yang terus tumbuh. Indonesia harus hadir di sana,” tambahnya.
Prabowo juga menyampaikan rencana jangka panjang untuk memperkuat pasar domestik sebagai tumpuan utama dalam menghadapi tantangan global. Menurutnya, dengan populasi yang mendekati 300 juta jiwa, Indonesia punya kekuatan konsumen yang sangat besar.
“Kita bisa jadi pasar kita sendiri. Anak-anak sekolah kita jutaan jumlahnya. Mereka butuh pakaian, sepatu, dan perlengkapan lainnya. Ini peluang besar bagi industri dalam negeri untuk tumbuh,” pungkasnya.
Komentar