Selain digitalisasi, hilirisasi industri juga menjadi kunci utama dalam meningkatkan nilai tambah dari komoditas ekspor Indonesia. Jokowi memberikan contoh tentang keberhasilan Indonesia dalam memproses nikel menjadi produk bernilai tambah seperti stainless steel, prekursor, katoda, hingga baterai kendaraan listrik.
“Karena kebijakan hilirisasi, kita melihat lompatan besar. Nilai ekspor nikel yang sebelumnya hanya US$ 1,4-2 miliar sebelum ekspor bijih nikel dihentikan, kini telah melonjak menjadi US$ 34,8 miliar. Ini lompatan yang luar biasa,” ujar Jokowi.
Hilirisasi tembaga dan bauksit juga sedang didorong, dengan dua smelter tembaga baru yang dibangun oleh Amman Mineral dan Freeport, serta smelter bauksit milik Mind ID di Mempawah, Kalimantan Barat.
“Nikel sudah, tembaga sudah, bauksit juga, selanjutnya kita akan masuk ke timah dan lainnya,” kata Jokowi, menegaskan pentingnya melanjutkan hilirisasi untuk mencapai target ekonomi yang ambisius.
Komentar