JurnalPatroliNews – Jakarta – Sudah dua pekan berlalu sejak insiden keracunan massal yang menimpa ratusan siswa di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan. Namun hingga kini, pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) masih belum dilanjutkan.
Program yang bertujuan meningkatkan gizi masyarakat ini sementara dihentikan sembari menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan yang diduga menjadi sumber keracunan.
“Kita belum bisa melangkah lebih jauh sebelum hasil lab keluar. Kalau sudah ada hasilnya, baru bisa kita putuskan tindak lanjutnya, termasuk apakah akan ada sanksi,” ujar Bupati PALI, Asgianto, dalam pernyataannya pada Sabtu, 17 Mei 2025, dikutip dari RMOLSumsel.
Menurut Asgianto, pemeriksaan laboratorium tersebut mencakup lima parameter kandungan makanan. Hasilnya diperkirakan akan segera rampung dalam waktu dekat. Jika terbukti ada kelalaian dalam penyediaan makanan, maka sanksi tegas siap dijatuhkan.
“Kalau hasil lab menunjukkan adanya unsur kelalaian, akan ada pemecatan. Vendor lama juga tidak akan kita gunakan lagi. Kita akan ganti dengan penyedia baru yang lebih bertanggung jawab,” tegasnya.
Saat ini, program MBG di wilayah PALI baru dijalankan di Kecamatan Talang Ubi. Asgianto meminta agar vendor yang terlibat serius dalam menjalankan tugasnya karena menyangkut masa depan generasi muda.
“Program ini adalah bagian dari prioritas nasional melalui Asta Cita Presiden. Jangan sampai tercoreng hanya karena oknum yang semata-mata mengejar keuntungan,” jelasnya.
Pemerintah Kabupaten PALI juga tengah menjalin kerja sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN) dan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan guna membangun fasilitas dapur sehat dan Sentra Pelayanan Pangan Gizi (SPPG) di tiga kecamatan: Talang Ubi, Penukal Utara, dan Abab.
“Tim dari BGN nanti akan turun langsung ke lapangan untuk menentukan lokasi strategis yang mudah dijangkau oleh sekolah-sekolah,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala BGN, Dadan Hidayana, memastikan bahwa program MBG di PALI memang masih dalam status penghentian sementara. Ia menyebut evaluasi menyeluruh terhadap penyedia layanan akan dilakukan demi menjamin kualitas ke depan.
“Setiap vendor wajib menerapkan prosedur ketat, mulai dari pemilihan bahan makanan yang berkualitas, proses masak yang higienis, hingga pengiriman yang tepat waktu,” kata Dadan.
Komentar