Putin Absen Secara Fisik di KTT BRICS 2025, Hadir Lewat Video Akibat Status Buron ICC

JurnalPatroliNews – Moskow – Presiden Rusia Vladimir Putin dipastikan tidak akan melakukan kunjungan langsung ke Brasil untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS yang dijadwalkan berlangsung pada 6–7 Juli 2025 di Rio de Janeiro. Alih-alih hadir fisik, Putin akan mengikuti jalannya pertemuan lewat sambungan video.

Kabar ini dikonfirmasi oleh pejabat tinggi Kremlin, Yuri Ushakov, yang menyebut bahwa keputusan tersebut diambil karena keberadaan surat penangkapan internasional yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) terhadap Putin masih berlaku. “Partisipasi beliau akan dilakukan secara virtual karena adanya sejumlah kendala terkait ketentuan ICC,” ujar Ushakov dalam keterangan yang dikutip Reuters, Kamis (26/6/2025).

Putin menjadi subjek surat perintah penangkapan dari ICC sejak 2023. Ia dituduh terlibat dalam pemindahan paksa anak-anak Ukraina ke Rusia setelah invasi ke negara tersebut yang dilancarkan sejak 2022. Surat perintah ini secara otomatis mengharuskan negara-negara anggota ICC untuk menangkapnya jika Putin hadir di wilayah hukum mereka.

Brasil, sebagai tuan rumah KTT BRICS dan anggota resmi ICC, terikat pada aturan tersebut, menjadikan kunjungan langsung Presiden Rusia sebagai langkah yang penuh risiko hukum dan diplomatik. Maka, kehadiran Putin secara fisik di Rio de Janeiro dipastikan batal.

Meski dibatasi secara fisik, keterlibatan Putin di BRICS tetap menunjukkan antusiasmenya terhadap kerja sama antarbenua yang dianggap sebagai kekuatan tandingan terhadap dominasi negara-negara Barat.

Sebagai informasi, BRICS yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan merupakan kelompok negara berkembang yang fokus pada kolaborasi ekonomi, politik, dan pembangunan global, meskipun tidak memiliki struktur kelembagaan seformal Uni Eropa.

Sebelumnya, kunjungan Putin ke Mongolia yang juga merupakan negara anggota ICC sempat menimbulkan kegaduhan internasional karena negara tersebut tidak menjalankan kewajiban hukum untuk menangkapnya. Aksi itu mendapat reaksi tajam dari berbagai kalangan, termasuk Uni Eropa.

Keputusan Putin untuk hanya hadir secara daring di KTT BRICS 2025 menggarisbawahi tantangan diplomatik yang semakin kompleks baginya sebagai kepala negara yang dikenai surat perintah internasional.

Komentar