JurnalPtroliNews – Jakarta – Presiden Rusia, Vladimir Putin, menegaskan bahwa ambisi Amerika Serikat untuk menguasai Greenland bukan sekadar wacana belaka. Menurutnya, rencana tersebut merupakan strategi jangka panjang Washington yang kini semakin nyata.
Berbicara dalam forum Arktik di Murmansk, Rusia, Putin menyatakan bahwa meskipun banyak pihak menganggap pernyataan mantan Presiden AS Donald Trump tentang pembelian Greenland sebagai lelucon, kenyataannya Amerika Serikat telah lama menaruh perhatian serius terhadap wilayah tersebut.
“Kita berbicara tentang rencana strategis yang telah lama dipertimbangkan oleh Amerika Serikat terkait Greenland,” kata Putin, seperti dikutip AFP, Jumat (28/3/2025).
Lebih lanjut, Putin mengungkapkan kekhawatirannya terhadap meningkatnya aktivitas NATO di kawasan Arktik. Ia menilai bahwa persaingan geopolitik di wilayah itu semakin memanas, seiring dengan meningkatnya kepentingan ekonomi dan strategis berbagai negara.
“Arktik memiliki peran yang semakin krusial, bukan hanya bagi Rusia tetapi juga dunia. Namun, sayangnya, persaingan di kawasan ini pun kian tajam,” tegasnya.
Denmark Tolak Klaim AS atas Greenland
Greenland, wilayah otonom di bawah kedaulatan Denmark, telah menjadi titik panas dalam strategi geopolitik AS. Sejak awal tahun ini, Presiden Trump berulang kali menekankan pentingnya Greenland bagi kepentingan keamanan nasional Amerika Serikat.
Namun, Denmark dengan tegas menolak gagasan tersebut. Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, bahkan menuduh Washington melakukan tekanan yang tidak dapat diterima terhadap Greenland.
Penolakan ini tidak menyurutkan langkah AS. Wakil Presiden JD Vance dijadwalkan mengunjungi Greenland pada Jumat (28/3/2025), dalam upaya memperkuat kehadiran Amerika di kawasan tersebut.
Arktik: Ladang Sumber Daya dan Jalur Perdagangan Strategis
Arktik bukan hanya penting secara geopolitik, tetapi juga memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, termasuk cadangan bahan bakar fosil dan mineral langka. Dengan mencairnya es akibat perubahan iklim, akses terhadap sumber daya tersebut semakin terbuka.
Selain itu, Rute Laut Utara yang melintasi wilayah Arktik menjadi jalur perdagangan yang semakin vital, terutama bagi Rusia yang tengah mencari pasar baru di Asia setelah sanksi ekonomi dari Barat.
Para analis pertahanan menilai bahwa Rusia telah lebih dahulu memperkuat kehadiran militernya di Arktik dibandingkan negara-negara Barat. Kini, dengan meningkatnya minat AS dan China terhadap kawasan tersebut, Arktik berpotensi menjadi medan persaingan global yang semakin kompleks.
Komentar