JurnalPatroliNews – Jakarta – Pemerintah tengah menyiapkan langkah besar dalam transisi energi nasional melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang direncanakan mulai dikerjakan pada tahun 2027.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa proyek strategis ini menjadi bagian dari upaya memperkuat porsi energi baru dan terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional.
“InsyaAllah pembangunan PLTN akan dimulai pada 2027 mendatang,” kata Bahlil saat memberikan keterangan pers dalam acara peluncuran dokumen Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 di Jakarta, Senin, 26 Mei 2025.
Ia menyebutkan, target operasional PLTN dijadwalkan pada tahun 2032, dengan kapasitas awal sebesar 250 Megawatt (MW). Fasilitas nuklir pertama ini akan ditempatkan di wilayah Sumatera dan Kalimantan, dua kawasan yang dinilai strategis untuk pengembangan teknologi ini.
“Kita mulai dari kapasitas kecil, 250 MW, dan nanti jika terbukti berhasil serta efisien, kapasitasnya bisa kita tingkatkan,” ujar Bahlil.
Ia menambahkan bahwa pemilihan lokasi PLTN telah melewati proses kajian teknis mendalam dan studi kelayakan yang dilakukan oleh para ahli.
“Kenapa di situ? Karena sudah melalui serangkaian analisis dari tim teknis. Kalau dijelaskan panjang bisa kayak sidang disertasi,” candanya.
Untuk saat ini, Bahlil belum menyebutkan mitra teknologi asing yang akan dilibatkan dalam proyek ini, karena proses penjajakan kerja sama internasional masih berlangsung.
Kementerian ESDM, khususnya melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), juga tengah mematangkan kerangka regulasi guna mendukung jalannya proyek PLTN secara komprehensif dan aman.
Komentar