Satelit Gagal Uni Soviet Kosmos 482 Akhiri Orbit 50 Tahun dengan Jatuh ke Samudra Hindia

JurnalPatroliNews – Jakarta – Setelah lebih dari 50 tahun mengorbit Bumi tanpa arah, wahana antariksa Uni Soviet, Kosmos 482, akhirnya jatuh ke Samudra Hindia—mengakhiri perjalanannya yang dimulai sejak era Perang Dingin.

Pesawat luar angkasa yang awalnya dirancang untuk menjelajahi Venus ini, diluncurkan pada tahun 1972 sebagai bagian dari misi Venera. Namun, misi tersebut gagal setelah modul pendorong mengalami malfungsi, menyebabkan Kosmos 482 tertinggal di orbit elips tinggi di sekitar Bumi.

Menurut pernyataan resmi dari badan antariksa Rusia, Roscosmos, melalui Telegram pada Minggu, 11 Mei 2025, benda antariksa tersebut kembali masuk atmosfer dan jatuh pada pukul 09.24 waktu Moskow, sekitar 560 km sebelah barat Pulau Andaman Tengah, tak jauh dari barat Jakarta.

“Wahana ini terpantau oleh sistem deteksi dini untuk benda berbahaya di orbit rendah Bumi,” tulis Roscosmos, dikutip dari The Age.

Kosmos 482 menjadi perhatian banyak ilmuwan karena desainnya yang sangat tangguh—dibuat untuk menghadapi lingkungan ekstrem di permukaan Venus, dengan suhu di atas 470°C dan tekanan yang lebih dari 90 kali atmosfer Bumi. Ketahanan ini pula yang membuatnya mampu bertahan di luar angkasa selama setengah abad.

Dr. Marcin Pilinski dari University of Colorado Boulder menjelaskan bahwa prediksi lintasan jatuhnya satelit buatan seperti ini jauh lebih kompleks dibanding memantau asteroid.

“Objek seperti ini masuk atmosfer pada sudut tajam, tidak seperti asteroid yang sering melewati atmosfer dalam waktu singkat. Pergerakannya tidak mudah diprediksi,” jelas Pilinski.

Ia memperkirakan bahwa kemungkinan besar puing-puing jatuh di wilayah perairan atau area yang tidak berpenduduk padat, yang pada akhirnya benar-benar terjadi.

Meski jatuhnya benda antariksa bukanlah hal baru, Kosmos 482 dianggap sebagai salah satu kasus langka karena bobot dan kekuatan strukturnya yang dirancang untuk kondisi ekstrem luar angkasa.

Sebelumnya, European Space Agency (ESA) juga telah merilis prediksi bahwa wahana ini akan jatuh di zona antara 52° Lintang Utara dan Selatan—wilayah luas yang mencakup sebagian besar Bumi.

Insiden ini kembali menyoroti isu serius tentang sampah antariksa, yang hingga kini menjadi ancaman tersembunyi baik bagi operasional satelit aktif maupun bagi keselamatan di permukaan Bumi.

Meski kejatuhan Kosmos 482 tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan, peristiwa ini menjadi pengingat bahwa warisan eksplorasi ruang angkasa masa lalu masih bisa berdampak nyata hingga hari ini.

Komentar