AS Gempur Houthi di Yaman, Trump Kirim Sinyal Keras ke Iran

JurnalPatroliNews – Jakarta – Amerika Serikat kembali melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap kelompok Houthi di Yaman pada Sabtu, 15 Maret 2025. Presiden Donald Trump menginstruksikan operasi militer ini sebagai respons atas meningkatnya ancaman terhadap kapal dagang di Laut Merah.

Serangan ini menyasar infrastruktur utama Houthi, termasuk radar, sistem pertahanan udara, serta instalasi rudal dan drone. Laporan awal menyebutkan sedikitnya 31 orang tewas, di antaranya perempuan dan anak-anak, sementara lebih dari 100 orang mengalami luka-luka.

Dalam pernyataannya melalui Truth Social, Trump menegaskan bahwa operasi ini bertujuan melindungi kepentingan AS dan memulihkan kebebasan navigasi di perairan strategis tersebut. “Pasukan kita yang berani saat ini menyerang basis teroris, menghancurkan pertahanan rudal mereka, dan melindungi kapal serta aset angkatan laut Amerika,” tulis Trump melalui media sosial Truth.

Iran Bantah Keterlibatan, AS Tetap Siaga

Di sisi lain, Iran membantah terlibat dalam serangan Houthi di Laut Merah dan mengecam tindakan AS sebagai “intervensi ilegal”. Komandan Garda Revolusi Iran, Hossein Salami, menyatakan bahwa Houthi beroperasi secara independen dan tidak berada di bawah kendali Teheran.

Serangan ini disebut sebagai operasi terbesar AS di Timur Tengah sejak Trump kembali menjabat. Washington diperkirakan akan terus meningkatkan tekanan, tidak hanya terhadap Houthi tetapi juga Iran, di tengah negosiasi sensitif terkait program nuklir Teheran.

Ketegangan Memanas, Houthi Berjanji Akan Membalas

Kelompok Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman, termasuk ibu kota Sanaa, menegaskan bahwa mereka akan membalas serangan ini dengan eskalasi lebih lanjut. Houthi juga menyebut bahwa tindakan mereka selama ini adalah bentuk solidaritas terhadap Palestina, mengingat konflik yang terus berlangsung di Gaza antara Israel dan Hamas.

Pentagon menegaskan bahwa serangan terhadap kapal dan pesawat AS tidak akan ditoleransi. Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, menyatakan bahwa langkah ini bertujuan untuk menghentikan ancaman Houthi dan memastikan jalur perdagangan global tetap aman.

Dengan meningkatnya serangan AS, dunia kini menantikan bagaimana Iran dan sekutunya akan merespons. Apakah ini akan memicu konflik yang lebih luas di Timur Tengah?

Komentar