Serangan Israel Sebabkan Kontaminasi di Fasilitas Nuklir Iran, IAEA Peringatkan Risiko Serius

JurnalPatroliNews – Jakarta – Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, menyampaikan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa serangan militer Israel terhadap kompleks nuklir Iran telah mengakibatkan terjadinya kontaminasi bahan radioaktif dan kimia di salah satu fasilitas utama Iran, Natanz.

Menurut laporan yang dikutip dari Newsweek, Minggu (15/6/2025), Grossi menyatakan bahwa meskipun struktur pengayaan bawah tanah di Natanz tidak mengalami kerusakan besar, gangguan listrik yang terjadi bisa berdampak pada kerja sentrifugal. Ia juga mengonfirmasi bahwa ada jejak kontaminasi di dalam area fasilitas.

“Bagian atas kompleks Natanz dihantam. Tidak ada peningkatan radiasi di luar, namun di dalam ditemukan kontaminasi yang dapat dikelola dengan prosedur keselamatan tertentu,” ujarnya.

Operasi militer Israel, yang diberi nama sandi Rising Lion, disebut sebagai aksi terbesar terhadap infrastruktur militer dan nuklir Iran sejauh ini. Serangan itu mencakup puluhan target di berbagai provinsi termasuk di Teheran dan wilayah barat negara tersebut. Sebanyak 200 jet tempur dilaporkan dikerahkan dalam serangan udara yang juga menewaskan sejumlah tokoh militer tinggi Iran, termasuk Komandan IRGC Hossein Salami dan penasihat utama Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Shamkhani.

Grossi juga menyampaikan niatnya untuk segera terbang ke Iran guna melakukan inspeksi langsung terhadap situasi di lapangan. Ia mengimbau semua pihak agar menahan diri dan menghindari aksi yang bisa memperparah krisis.

“Setiap aksi militer yang menyasar infrastruktur nuklir memiliki potensi menimbulkan dampak buruk terhadap keselamatan manusia, lingkungan, dan kestabilan kawasan,” tegasnya.

Sebagai informasi, Natanz merupakan salah satu lokasi utama pengayaan uranium di Iran yang terletak sekitar 240 kilometer dari Teheran. Di lokasi ini terdapat dua fasilitas: satu di permukaan tanah dan satu lagi di bawah tanah yang didesain untuk pengayaan dalam skala besar. Iran telah mengembangkan proses pengayaan hingga mendekati 60% kemurnian tingkat yang nyaris mencapai level senjata nuklir.

Meski demikian, pihak Iran membantah bahwa serangan tersebut menyebabkan kerusakan besar. Juru bicara Organisasi Energi Atom Iran, Behrouz Kamalvandi, menegaskan bahwa hanya terjadi kerusakan ringan dan tidak ada ancaman terhadap masyarakat sekitar.

Kamalvandi juga menyatakan bahwa seluruh fasilitas pengayaan bawah tanah masih dalam kondisi baik dan akan segera kembali beroperasi. Namun, Grossi menambahkan bahwa fasilitas lain seperti kompleks nuklir Fordow dan Esfahan juga terdampak, termasuk unit konversi uranium dan produksi bahan bakar nuklir.

“Situasi ini sangat mengkhawatirkan,” ujar Grossi dalam laporannya kepada Dewan Gubernur IAEA. Ia juga menegaskan kembali bahwa fasilitas nuklir harus menjadi zona bebas konflik dan tidak dijadikan sasaran serangan.

Sementara itu, militer Israel telah mengumumkan pengerahan pasukan cadangan sebagai langkah strategis lanjutan untuk menghadapi segala kemungkinan dalam operasi ofensif mereka yang masih terus berlangsung.

Komentar