Shelter St. Theresia, Harapan Baru bagi Imigran

JurnalPatroliNews – Jakarta – Misa syukur peletakan batu pertama pengembangan Shelter St. Theresia di Batam dipimpin oleh Mgr. Aloysius Sudarso, S.C.J., selaku Ketua Pengurus Caritas Indonesia, pada Minggu (18/5).

Acara ini menandai dimulainya pengembangan fasilitas yang sudah ada, dengan penambahan gedung baru untuk pusat informasi terkait migran dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), serta balai latihan kerja (BLK) bagi para migran.

Shelter St. Theresia bukan hanya tempat penampungan sementara, tetapi dikembangkan menjadi pusat pemberdayaan. Migran dan pengungsi akan mendapatkan pelatihan keterampilan dan informasi penting untuk mempersiapkan kepulangan ke daerah asal mereka, dengan harapan dapat menghindari risiko kerja ilegal di luar negeri.

Proyek ini merupakan kolaborasi antara Caritas Indonesia, pemerintah daerah, dan berbagai organisasi kemanusiaan, yang bertujuan menciptakan sistem pendampingan holistik dan berkelanjutan bagi kelompok rentan, berlandaskan nilai kemanusiaan dan keadilan sosial.

Dalam misa tersebut, Mgr. Aloysius didampingi oleh para konselebran: Romo Fredy Rante Taruk, Romo Chrisanctus Paschalis Saturnus, Romo Ansensius Guntur, dan Romo Agustinus Dwi Pramodo. Kehadiran para imam tersebut mencerminkan komitmen Gereja dalam mendukung inisiatif kemanusiaan lintas sektor.

Turut hadir pula sejumlah tokoh penting, antara lain Kabinda Kepri Brigjen TNI Bonar Panjaitan dan Wakapolda Kepri Brigjen Anom Wibowo, serta perwakilan pemerintah, LSM, dan masyarakat umum yang memberikan dukungan.

Batam dipilih sebagai lokasi proyek percontohan (pilot project), dengan rencana pengembangan serupa di daerah lain, termasuk Jakarta. Shelter St. Theresia diharapkan menjadi model nasional dalam penanganan dan pemberdayaan migran yang humanis, solutif, dan berkelanjutan.

Komentar