JurnalPatroliNews – Jakarta – Paket stimulus ekonomi yang baru saja diluncurkan pemerintah untuk periode Juni hingga Juli 2025 berpotensi besar meningkatkan daya beli masyarakat, asalkan dilaksanakan dengan cepat dan menyasar kelompok yang tepat. Hal ini disampaikan oleh Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI), Banjaran Surya Indrastomo.
“Pemerintah perlu mempercepat distribusi bantuan sosial dan subsidi langsung, agar dampaknya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat,” ujar Banjaran saat dihubungi di Jakarta pada Selasa.
Ia juga menekankan pentingnya komunikasi publik yang jelas dan konsisten dari pemerintah guna menjaga kepercayaan dan optimisme masyarakat. Narasi positif dinilai mampu membantu mempertahankan konsumsi rumah tangga.
Senada dengan itu, Teuku Riefky dari LPEM FEB Universitas Indonesia juga memandang bahwa stimulus ekonomi ini akan membantu menjaga daya beli, terutama bagi kelompok masyarakat rentan dan berpendapatan rendah. Namun, menurutnya, kalangan menengah ke atas masih menghadapi tantangan daya beli yang belum terselesaikan.
“Solusi untuk kelompok menengah bukan semata bantuan langsung, tapi pembukaan lapangan kerja baru yang dapat menstimulasi pendapatan mereka,” jelas Riefky.
Sementara itu, ekonom dari Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menilai pendekatan yang digunakan pemerintah masih bersifat jangka pendek dan konsumtif. Ia menilai kebijakan seperti ini kurang efisien secara fiskal dan tidak mampu memberi dampak ekonomi jangka panjang.
Wijayanto menyarankan agar pemerintah mengarahkan stimulus ke arah pembangunan berkelanjutan, seperti memperluas program padat karya di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, meningkatkan subsidi bunga KPR untuk MBR (masyarakat berpenghasilan rendah), serta memperluas akses modal kerja bagi sektor pertanian dan perikanan.
Stimulus yang diumumkan pada Senin, 2 Juni 2025, memiliki anggaran sebesar Rp24,44 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan tujuan utama program ini adalah mendorong pertumbuhan ekonomi triwulan II agar mendekati target 5 persen, sekaligus menjaga konsumsi rumah tangga di tengah ancaman perlambatan ekonomi global.
Rangkaian program stimulus ini terdiri dari lima poin utama:
- Subsidi Transportasi
Termasuk potongan harga tiket kereta api hingga 30 persen, diskon angkutan laut sebesar 50 persen, serta fasilitas PPN ditanggung pemerintah sebesar 6 persen untuk tiket pesawat. - Diskon Tarif Tol
Pengurangan tarif tol sebesar 20 persen bagi sekitar 110 juta pengguna jalan tol selama masa liburan sekolah di Juni dan Juli. - Penguatan Jaring Pengaman Sosial
Tambahan bantuan sembako sebesar Rp200.000 per bulan dan bantuan pangan berupa beras 10 kg per bulan kepada 18,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM), yang akan dicairkan satu kali pada bulan Juni. - Subsidi Upah dan Dukungan Guru Honorer
Bantuan Rp300.000 per bulan bagi 17,3 juta pekerja berupah di bawah Rp3,5 juta. Program ini juga menyasar lebih dari 560 ribu guru honorer di bawah Kemendikdasmen dan Kementerian Agama. - Perpanjangan Diskon Iuran JKK
Pengurangan 50 persen untuk iuran jaminan kecelakaan kerja (JKK) bagi 2,7 juta pekerja di enam subsektor industri padat karya, yang berlaku selama enam bulan.
Melalui paket stimulus ini, pemerintah berharap dapat menjaga stabilitas konsumsi dan mendistribusikan manfaat ekonomi secara lebih merata di seluruh lapisan masyarakat.
Komentar