JurnalPatroliNews – Jakarta – Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan bahwa pemerintah saat ini tengah berupaya mencari solusi terbaik untuk mengatur subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal ini dilakukan untuk mencegah subsidi yang terus membengkak.
Erick menyoroti kondisi daya beli masyarakat yang sedang lesu, yang menjadi alasan pemerintah menahan kenaikan harga BBM, termasuk BBM non-subsidi, sejak awal tahun 2024. “Pemerintah memahami kesulitan masyarakat, sehingga BBM tidak dinaikkan pada Januari, Maret, dan April,” ujar Erick saat berada di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (11/7/2024).
Namun, Erick menegaskan bahwa jika penyaluran BBM bersubsidi tidak diatur dengan baik, maka subsidi akan semakin membengkak, terutama di tengah kondisi nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan kenaikan harga minyak mentah dunia.
“Melihat pelemahan dolar dan kenaikan harga minyak mentah dunia, sebenarnya subsidi sangat besar,” jelas Erick.
Menurut Erick, jika subsidi hanya difokuskan pada BBM, alokasi anggaran untuk sektor lain seperti kesehatan dan pendidikan akan terabaikan. “Kita tidak boleh hanya membangun infrastruktur tanpa memperhatikan pembangunan manusia Indonesia. Kita akan tertinggal dengan negara lain,” tambahnya.
Selama lebih dari setahun, pemerintah telah membahas revisi aturan terkait konsumen yang berhak mendapatkan BBM bersubsidi, khususnya BBM Pertalite, yang diatur dalam Peraturan Presiden No.191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak.
“Revisi Perpres 191 sudah dibahas hampir setahun lebih untuk memastikan subsidi tepat sasaran. Masyarakat yang mampu tidak boleh menggunakan BBM subsidi seperti halnya listrik. Proses ini sedang berlangsung, kita tunggu saja,” kata Erick.
Ketika ditanya tentang kapan rencana pembatasan BBM Pertalite akan diberlakukan, Erick menjawab, “Saya tidak tahu. Sebagai Menteri BUMN, saya hanya menjalankan kebijakan.”
Dia menambahkan bahwa diskusi mengenai pembatasan ini sudah berlangsung dari tahun ke tahun.
“Gak usah dipolemikkan itu sesuatu yang dari tahun ke tahun ada diskusinya,” tutupnya.
Komentar