JurnalPatroliNews – Jakarta – Komoditas timah murni batangan asal Indonesia terus menarik perhatian pasar global. Sepanjang tahun 2024, ekspor logam bernilai strategis ini mencapai angka fantastis, meskipun mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) Republik Indonesia mencatat total volume ekspor timah murni batangan mencapai 45,42 ribu metrik ton dengan nilai transaksi sekitar US$ 1,41 miliar atau setara Rp 23,16 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.436 per dolar AS). Meski demikian, angka ini mengalami koreksi cukup dalam, yakni penurunan 33,62% dari sisi volume dan 19,96% dari nilai dibandingkan dengan kinerja ekspor tahun 2023.
Sekretaris Jenderal Kemendag, Isy Karim, mengungkapkan bahwa penurunan ekspor dipengaruhi oleh melemahnya permintaan global dan fluktuasi harga komoditas. Meski begitu, logam timah asal Indonesia tetap diminati sejumlah negara besar, mulai dari kawasan Asia hingga Amerika Utara.
“Tiongkok menempati posisi teratas sebagai importir utama timah batangan dari Indonesia dengan nilai ekspor mencapai US$ 416,99 juta atau sekitar Rp 6,85 triliun. Volume pengiriman ke negara ini mencapai 13,28 ribu ton sepanjang tahun lalu,” ujar Isy dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin (19/5/2025).
Tak hanya China, Indonesia juga memasok timah dalam jumlah besar ke India dan Korea Selatan. India tercatat menerima pasokan senilai US$ 275,06 juta (sekitar Rp 4,52 triliun) dengan volume 8,65 ribu ton. Sedangkan Korea Selatan menyerap sebanyak 6,05 ribu ton dengan nilai mencapai US$ 188,63 juta atau Rp 3,1 triliun.
Berikut ini adalah daftar 10 negara utama tujuan ekspor timah murni batangan Indonesia selama tahun 2024:
- Tiongkok (China) – US$ 416,99 juta (13,28 ribu ton)
- India – US$ 275,06 juta (8,65 ribu ton)
- Korea Selatan – US$ 188,63 juta (6,05 ribu ton)
- Singapura – US$ 180,02 juta (5,85 ribu ton)
- Jepang – US$ 83,86 juta (2,73 ribu ton)
- Belanda – US$ 61,98 juta (2,04 ribu ton)
- Taiwan – US$ 54,86 juta (1,76 ribu ton)
- Italia – US$ 31,75 juta (1,06 ribu ton)
- Belgia – US$ 31,07 juta (1,01 ribu ton)
- Amerika Serikat – US$ 30,90 juta (1,02 ribu ton)
Data ini menegaskan bahwa timah Indonesia tetap menjadi ‘harta karun’ berharga yang diburu oleh banyak negara untuk memenuhi kebutuhan industri elektronik, soldering, hingga otomotif. Namun demikian, tantangan dalam sektor ekspor dan fluktuasi pasar global akan tetap menjadi perhatian penting pemerintah ke depan.
Komentar