JurnalPatroliNews – Jakarta – Berbagai alternatif pengganti susu sapi tengah dipertimbangkan untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG), termasuk susu ikan, susu kambing, dan susu kedelai. Namun, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menolak penggunaan susu kedelai dalam program tersebut.
Menurut Sudaryono, keputusan ini didasarkan pada fakta bahwa Indonesia masih mengimpor 95% kedelai untuk memenuhi kebutuhan nasional.
“Kalau bisa jangan susu kedelai, kalau memang mungkin impor ya. Kita cari sumber protein yang lain,” kata Sudaryono saat ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (12/9/2024).
Program MBG bertujuan untuk memastikan asupan protein yang memadai bagi anak-anak di sekolah. Oleh karena itu, menu yang disediakan dalam program ini harus kaya akan protein. Jika susu dan daging sapi masih sulit dipenuhi, maka sumber protein lokal seperti ayam dan telur bisa digunakan sebagai pengganti.
“Fokusnya adalah pada nilai gizi, bukan sekadar bahan bakunya. Susu bisa digantikan dengan telur, ayam, atau ikan untuk memenuhi kebutuhan gizi yang sama,” tambahnya.
Sudaryono menegaskan bahwa produk kedelai saat ini belum bisa dijadikan substitusi dalam program MBG. Pemerintah berencana untuk mengatasi ketergantungan impor kedelai dengan upaya swasembada di masa depan, namun ini akan dilakukan setelah pencapaian swasembada beras.
“Kita memang punya rencana untuk swasembada kedelai, tetapi prioritas utama saat ini adalah swasembada beras. Anda bisa hidup tanpa tempe atau tahu, tapi tidak bisa tanpa nasi. Jadi, kita harus menyelesaikan masalah karbohidrat terlebih dahulu, seperti beras dan jagung untuk pakan ternak,” jelasnya.
Setelah pencapaian tersebut, pemerintah akan fokus pada upaya swasembada komoditas lain melalui pengembangan food estate, termasuk potensi untuk komoditas kedelai di masa mendatang. “Kami akan mulai dengan pengembangan food estate hortikultura untuk cabai, bawang, dan lain-lain, serta tidak menutup kemungkinan untuk kedelai,” tutup Sudaryono.
Komentar