Dalam kesempatan yang sama, Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan bahwa investasi PT Indonesia BTR New Energy Material dapat menjadikan Indonesia sebagai produsen anoda terbesar di dunia.
“Dengan kapasitas 80 ribu ton, cukup untuk memproduksi 1,5 juta mobil listrik. Mereka akan membangun fase II yang ditargetkan selesai pada Maret 2025, sehingga total produksi mencapai 160 ribu ton,” ujarnya.
“Dengan kapasitas ini, Indonesia akan menjadi produsen nomor dua terbesar di dunia. Pabrik di Jepang memiliki kapasitas 10 ribu ton, Korea Selatan 40 ribu ton, dan Tiongkok 100 ribu ton. Jadi, kita akan melewati Tiongkok dalam waktu dekat,” tambah Luhut.
Nilai investasi tahap pertama proyek ini mencapai US$ 478 juta atau sekitar Rp 7,72 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.151/US$), dengan kapasitas produksi bahan anoda baterai mencapai 80.000 ton per tahun.
PT BTR telah merampungkan pabrik tahap pertama di KEK Kendal dalam waktu 10 bulan, menjadikannya pabrik anoda terbesar di dunia. Pada tahap kedua, BTR akan berinvestasi sebesar US$ 299 juta.
Setelah tahap pertama dan kedua selesai, Indonesia diperkirakan akan menjadi produsen bahan anoda baterai litium-ion terbesar kedua di dunia dengan total produksi 160.000 ton.
Komentar