Eks Napi Sebut Peredaran Narkoba Redup Saat Antasari Azhar di Lapas Tangerang

JurnalPatroliNews – Tangerang, Maraknya perededaran narkoba yang terjadi dalam lingkungan Lapas Tangerang memang tidak menjadi rahasia lagi. Hal itu diungkapkan mantan narapidana di lapas tersebut yang bernama Dion (nama samaran).

Namun menurutnya, peredaran narkotika di Lapas Tangerang sempat meredup kala mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Antasari Azhar mendekam di sana terkait kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen.

“Zaman saya di dalam, ada Antasari juga di sana, jadi enggak ada lab (laboratorium narkoba). Judi bola sama narkoba ada bandarnya. AW itu Pegang bola sama putih (sabu) dan banyak bos narkoba enggak berani macam-macam karena ada Antasari. Mungkin kalau bebas takut dilaporin Antasari ke pemerintah, tapi enggak tau kalo sekarang,” tambahnya.

Dion membenarkan, narkoba itu marak peredarannya di lapas. “ Bahkan saya bisa bilang di sana justru menjadi surganya para pemakai narkoba, karena disana kita dengan mudah mendapatkannya, asal ada uang,” ujarnya mengawali ceritanya.

Ditambahkan Dion, meski tak banyak orang yang melakukan produksi (narkoba) di lapas karena ketatnya pengawasan dari pihak sipir penjara, namun ia mengungkapkan ada satu penguasa di lapas yang memang memproduksi dan menjual narkoba di dalam lapas.

“Jadi bloknya jualan narkoba di Blok B. Jadi kalo ente (anda) mau beli narkoba ke blok sana. Yang pegang 1 orang, Dia nyaru (nyamar) bos bola, inisialnya AW,” lanjutnya.

Selain Dion, Anto (nama samaran) juga mengisahkan bagaimana peredaran narkoba di dalam lapas amat sangat mudah di dapat dibanding saat di luar penjara. Karena banyak pegawai lapas (sipir) yang juga terkontaminasi narkoba dan mau jadi kurir narkoba untuk bisa mendapatkan barang haram itu.

“Di dalam itu, kadang ada aja dokternya (peracik sabu) paham formulanya. Tinggal bilang (bahannya) pak beli ini, beli ini ke bapaknya (sipir) yang penting duitnya ada. Pokoknya ente mau masukin apa aja, pasti libatkan petugas. Sipir disuruh beli tokipan (minuman keras). Jalan-jalan bisa, yang penting duitnya ada saja. Kita punya uang kita bisa berkuasa, kita enggak punya uang alamat kita jadi bahan bully dan juga pesuruh di dalam mau itu dari napi penguasa maupun dari sipirnya,” tutupnya.

(bs)

Komentar