Ini Alasan Pemprov Sulsel Bongkar Paksa Kamar di Rujab Nurdin Abdullah

JurnalPatroliNews, Makassar – Keluarga Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) nonaktif Nurdin Abdullah menilai Pemprov Sulsel tidak etis karena telah membongkar paksa kamar di rumah jabatan (rujab) gubernur yang sebelumnya dihuni Nurdin Abdullah dan keluarga. Pemprov Sulsel menegaskan hanya membongkar kamar VVIP tamu untuk pengecekan.

“Yang dibuka itu bukan ruangan kerja atau kamar pribadi NA (Nurdin Abdullah) melainkan ruangan atau VVIP tamu,” ujar Kepala Biro Umum Setda Sulsel, Idham Kadir dalam keterangannya, Selasa (7/9/2021).

Idham juga membantah isu beredar terkait pembongkaran kamar. Dia meluruskan bila yang dilakukan adalah pengecekan hingga pergantian mata kunci kamar.

“Jadi tidak ada pembongkaran, yang ada pengecekan dan pergantian mata kunci, dan kunci yang baru juga tim sudah menyerahkan ke penanggung jawab kunci di Rujab,” kata dia.

Idham mengatakan, upaya pengecekan tersebut merupakan bagian dari tanggung jawabnya. Pemeriksaan dilakukan karena kamar itu sudah lama tidak dihuni sejak Nurdin Abdullah menjalani proses hukum oleh KPK.

“Pengecekan ruangan ini menjadi kegiatan Biro Umum karena jika ada kerusakan akan dibenahi,” katanya.

Keluarga Nurdin Abdullah Protes
Sementara itu, keluarga Nurdin Abdullah menyampaikan protes sebab upaya yang dilakukan Pemprov Sulsel disebutnya tak etis karena tidak melakukan konfirmasi terlebih dahulu.

“Keluarga keberatan karena etikanya itu. Oke lah kalau rumah jabatan itu kewenangan Kabag Rumah Tangga, cuma yang kami sayangkan tidak ada konfirmasi ke pemilik dalam hal ini Ibu Gubernur, Pak Gubernur. Konfirmasi lah dulu ke pemilik kamar, untuk buka itu kamar, pasti dibukakan, KPK saja minta dibuka, dibuka kok,” kaya Sepupu Nurdin Abdullah, Andi Andrie saat dimintai konfirmasi terpisah.

Andrie juga mengaku menyesalkan sikap Pemprov Sulsel sebab istri Nurdin Abdullah, Liestiaty F Nurdin yang sedang di Jakarta sempat meminta berbicara dengan pihak Pemprov Sulsel saat pembongkaran. Tapi Andrie menyebut permintaan itu ditolak.

“Sempat ditelepon Ibu Gubernur, bilang kasi bicara dengan saya. Dia ngomongnya katanya, kata anak-anak ya, katanya Pak Jufri itu kan nggak usah saya nggak perlu ngomong,” ucap Andrie.

Selain menolak karena alasan tak ada konfirmasi sebelumnya, Andrie juga menyebut banyak barang privasi keluarga Nurdin Abdullah di dalam kamar VVIP tersebut.

“Tidak etis, di dalam kan ada pakaian dalamnya ibu, ada pakaian dalamnya anak-anaknya, nggak enak orang pada lihat-lihat ke dalam,” ungkap Andrie.

(dtk)

Komentar