Beijing Perlu Stimulus Lebih Besar untuk Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 5%

JurnalPatroliNews – Beijing – Perekonomian China mencatat pertumbuhan moderat dalam dua bulan pertama tahun 2025, didorong oleh kebijakan pemerintah yang berupaya memperkuat konsumsi domestik. Data terbaru dari Biro Statistik Nasional yang dirilis pada Senin (17/3/2025) menunjukkan peningkatan di sektor ritel dan industri, meskipun masih dihadapkan pada tantangan global.

Dalam periode Januari-Februari, penjualan ritel tumbuh 4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan tahunan 3,7% pada Desember 2024. Sementara itu, produksi industri meningkat 5,9%, lebih lambat dibandingkan pertumbuhan 6,2% di bulan sebelumnya, namun masih melampaui proyeksi analis yang memperkirakan ekspansi 5,3%.

Para ekonom menilai bahwa keberlanjutan pemulihan ekonomi China sangat bergantung pada peningkatan daya beli masyarakat. Sejumlah kebijakan stimulus, termasuk insentif belanja dan pelonggaran moneter, terus diterapkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam beberapa bulan ke depan.

Namun, prospek ekonomi China masih diwarnai ketidakpastian. Meningkatnya ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) dan tekanan deflasi yang mengakar menjadi tantangan serius dalam mempertahankan target pertumbuhan sekitar 5% yang telah ditetapkan pemerintah.

Beijing Perlu Stimulus Lebih Besar

Lynn Song, Kepala Ekonom China di ING, menilai bahwa meskipun pemerintah telah mengeluarkan kebijakan strategis, rincian implementasi konkret masih belum sepenuhnya jelas. Ia menyoroti perlunya kebijakan yang lebih konkret dalam menangani pertumbuhan pendapatan yang melambat dan sistem jaminan sosial yang masih terbatas.

“Secara keseluruhan, menggembirakan melihat para pembuat kebijakan mulai menaruh perhatian serius pada isu-isu ini. Hal ini dapat membantu transisi ekonomi China menuju model pertumbuhan yang lebih berorientasi pada konsumsi,” ujar Song, dikutip dari CNBC International.

Komentar