Polisi Dalami Keterkaitan 4 Terduga Teroris yang Ditangkap di Jakarta dan Bekasi dengan FPI

JurnalPatroliNews – Jakarta,– Empat terduga teroris ditangkap Densus 88 Antiteror Polri di Jakarta dan Kabupaten Bekasi. Kini, Tim Densus sedang menyelidiki keterkaitan keempatnya dengan ormas Front Pembela Islam (FPI).

Informasi tersebut disampaikan Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, Rabu (31/3).

“Saya katakan korelasi antara ormas terlarang apakah memang mereka tersangkut ini masih dilakukan pendalaman oleh tim penyidik Densus 88,” kata Yusri.

Penyelidikan dugaan keterlibatan FPI dengan empat terduga teroris tersebut didasarkan atas penemuan sejumlah atribut FPI dalam penangkapan terduga teroris berinisial HH (56) di Condet, Jakarta Timur.

Mulai dari baju bertuliskan FPI dan buku, baju bertulisan “Laskar Pembela Islam” (LPI) dan kartu anggota FPI atas nama tersangka HH.

“Yang ditanyakan apakah ada korelasinya dengan salah satu ormas terlarang yang sudah dinyatakan oleh pemerintah? Korelasinya seperti itu, ini memang ada beberapa kita temukan barang bukti di situ,” ujar Yusri.

Yusri mengatakan, kan diselidiki juga perihal beredarnya foto terduga teroris HH mendatangi sidang Habib Rizieq Shihab di Pengadilan Negeri Jakarta Timur.

Kepolisian juga telah mendapatkan sejumlah foto tersangka HH dalam sejumlah kegiatan FPI. Semua hal itu akan didalami oleh Densus 88.

Sebelumnya, Kabagpenum Polri, Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengungkap 4 terduga teroris yang ditangkap di Makassar, dibaiat di markas FPI.

Kegiatan baiat di markas FPI itu dipimpin Ustad Basri. Tiga tersangka lainnya juga sama-sama melakukan baiat di Markas FPI.

Seorang tersangka berinisial R juga ikut melakukan survei menentukan lokasi amaliyah bom bunuh diri, bersama pasutri Muh. Lukman dan Yogi Shafitri Fortuna (pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar).

Namun, masih terlalu dini mengambil kesimpulan FPI terkait dengan tindakan terorisme.

“Kami dalami korelasinya apakah benar ada keterkaitan mereka semuanya. Ini masih terlalu pagi sekali untuk kita bisa menentukan ini jaringan mana karena memang ini masih dilakukan pemeriksaan,” tandas Yusri.

(askara)

Komentar