JurnalPatroliNews – Paris – Sebanyak 50.000 meter kubik limbah mencemari Paris akibat kerusakan instalasi pengolahan air. Pihak berwenang Prancis menyebutkan bahwa masalah ini timbul dari peralatan yang rusak karena curah hujan deras musim ini.
Kerusakan diperparah dengan padamnya listrik yang menghentikan operasi tiga pompa di Barat Laut.
Walikota Conflans-Sainte-Honorine, Laurent Brosse, kepada La Gazette du Val d’Oise, yang dikutip oleh Russia Today (RT), Senin (3/6/2024), mengatakan, “Ada kerusakan besar pada jaringan yang mengalirkan air limbah dari Conflans-Sainte-Honorine ke instalasi pengolahan.”
Penduduk setempat menggunakan media sosial untuk mengeluhkan bau busuk dari sungai serta melaporkan adanya tisu dan produk sanitasi yang mengapung di air.
Untuk mengatasi masalah ini, pihak berwenang Paris telah mengalokasikan dana sebesar 1,4 miliar euro (sekitar Rp 24 triliun) guna memperbarui infrastruktur air kota, termasuk pembangunan waduk baru dan pompa. Infrastruktur ini disiapkan menjelang Olimpiade yang akan diadakan bulan ini, dengan rencana menjadikan Sungai Seine sebagai lokasi olahraga renang triathlon dan maraton.
Namun, upaya tersebut tampaknya belum membuahkan hasil yang memadai. Tes terbaru dari badan amal air Surfrider menunjukkan bahwa tingkat E. coli dan bakteri enterococci di Sungai Seine masih melebihi standar yang ditetapkan oleh federasi olahraga dan aturan pemandian Eropa.
Untuk meredakan kekhawatiran publik, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Walikota Paris Anne Hidalgo berjanji akan berenang di sungai sebelum Olimpiade dimulai.
“Saya akan melakukannya, tapi saya tidak akan memberi tahu Anda tanggalnya. Anda semua berisiko berada di sana,” kata Macron kepada media.
Meski demikian, warga tetap skeptis. Bahkan, di platform media sosial X, muncul kampanye simbolis untuk buang air besar di sungai sebagai bentuk protes.
“Mereka menjerumuskan kita ke dalam masalah, giliran mereka yang menceburkan diri ke dalam masalah kita,” tulis salah satu pengguna X.
Komentar