JurnalPatroliNews – Jakarta –Misteri berabad-abad mengenai asal-usul Christopher Columbus akhirnya terjawab berkat analisis DNA terbaru. Dalam dokumenter berjudul Columbus DNA: His True Origin, yang ditayangkan di RTVE, televisi nasional Spanyol, tim ilmuwan mengungkapkan bahwa penjelajah terkenal abad ke-15 ini berasal dari Spanyol dan memiliki darah Yahudi.
Penemuan ini menambah kompleksitas sejarah sosok yang dikenal luas karena perannya dalam penemuan Benua Amerika.
Tim peneliti yang dipimpin oleh ahli forensik Miguel Lorente berhasil menganalisis sampel kecil tulang yang diyakini milik Columbus. Sisa-sisa jasad tersebut saat ini disimpan di Katedral Sevilla, meskipun ada klaim lain tentang tempat peristirahatan terakhir Columbus yang datang dari lokasi berbeda.
Dalam penelitian ini, DNA Columbus dibandingkan dengan DNA keturunan serta kerabatnya yang sudah teridentifikasi.
Selama bertahun-tahun, perdebatan tentang asal-usul Columbus telah menjadi topik hangat di kalangan sejarawan.
Banyak yang berpendapat bahwa Columbus berasal dari Genoa, Italia, sementara teori lain menyebutkan bahwa ia mungkin keturunan Yahudi Spanyol, Basque, Yunani, atau bahkan Portugis.
Lorente menegaskan bahwa hasil analisis DNA yang dilakukan membenarkan klaim sebelumnya bahwa sisa-sisa jasad yang ditemukan di Sevilla memang milik Columbus.
“Hari ini, berkat teknologi baru, kami bisa memverifikasi bahwa sisa-sisa di Sevilla adalah milik Christopher Columbus,” ujar Lorente, seperti dilansir dari The Guardian pada Minggu (13/10/2024).
Menurutnya, penelitian ini merupakan proses yang rumit, mengingat banyaknya data yang harus dianalisis, tetapi hasilnya dapat diandalkan hampir sepenuhnya.
Columbus meninggal di Valladolid, Spanyol, pada tahun 1506 dalam usia 55 tahun. Sebelum meninggal, ia berharap jasadnya dimakamkan di pulau Hispaniola, yang sekarang merupakan Republik Dominika dan Haiti. Namun, jasad Columbus mengalami beberapa kali pemindahan.
Pada tahun 1542, jenazahnya dipindahkan ke Santo Domingo, kemudian ke Kuba pada tahun 1795, dan akhirnya kembali ke Sevilla pada tahun 1898.
Pada tahun 1877, pekerja di Katedral Santo Domingo menemukan peti timah berisi fragmen tulang yang juga diklaim sebagai sisa-sisa Columbus.
Lorente menjelaskan bahwa kedua klaim ini kemungkinan benar, mengingat kedua set tulang tersebut tidak lengkap. Penemuan ini membuka kembali diskusi mengenai identitas dan warisan Columbus, yang perannya dalam sejarah global masih diperdebatkan hingga kini.
Komentar