AS Akui Bom Buatannya Dipakai Israel untuk Habisi Pemimpin Hizbullah

JurnalPatroliNews – AS – Dugaan Iran tentang penggunaan bom Amerika Serikat dalam serangan Israel ke Beirut Jumat lalu (27/9), telah dikonfirmasi kebenarannya oleh seorang senator di Washington. 

Mark Kelly, Senator AS dari Arizona yang juga mengetuai subkomite darat angkatan bersenjata Senat, mengungkapkan bahwa senjata yang digunakan Israel dalam serangan untuk membunuh Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, beserta beberapa tokoh penting di bunker Beirut, adalah bom seberat 2.000 pon jenis Mark 84. Bom tersebut merupakan produksi dan pasokan dari Amerika Serikat.

“Kami melihat lebih banyak penggunaan amunisi berpemandu, (jdam), dan kami terus menyediakan senjata-senjata itu. Bom seberat 2.000 pon yang digunakan, itu adalah bom seri Mark 84, untuk menyingkirkan Nasrallah,” kata Kelly dalam sebuah wawancara di NBC News pada Minggu (29/9). 

JDAM atau Joint Direct Attack Munition adalah sistem yang dapat mengubah bom biasa menjadi senjata berpemandu presisi dengan tambahan ekor yang dilengkapi sirip yang dapat disesuaikan dan panduan GPS.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menegaskan bahwa pihaknya akan mengambil segala langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan Amerika di Timur Tengah jika ada ancaman yang muncul. Pernyataan tersebut dikeluarkan setelah serangan Israel di pinggiran selatan Beirut yang menewaskan Nasrallah.

Dalam konferensi pers yang diadakan di sela-sela Sidang Umum PBB, Blinken menyatakan bahwa meskipun AS lebih memilih jalur diplomasi ketimbang konflik, ia mengakui bahwa Israel memiliki hak yang sah untuk memastikan keamanan bagi warganya.

Meskipun AS mengaku sedang berupaya mencapai gencatan senjata di wilayah Gaza dan Lebanon, tindakan mereka mengirimkan lebih banyak senjata ke Israel tampaknya bertentangan dengan klaim tersebut.

Baru-baru ini, Kementerian Keamanan Israel mengumumkan bahwa negara tersebut telah menerima bantuan senilai 8,7 miliar dolar AS dari Washington, termasuk untuk memperkuat sistem pertahanan udaranya.

Komentar