AS dan Korsel Gelar Latihan, Jatuhkan Amunisi Aktif di Semenanjung

JurnalPatroliNews – Korea – Pesawat pengebom B-1B Amerika Serikat dan dua jet F-15K Eagles milik Korea Selatan melaksanakan penjatuhan amunisi JDAM di Semenanjung Korea pada Rabu (5/6/2024).

Menurut laporan CNN International, ini adalah misi pelatihan penjatuhan amunisi aktif pertama di Korea Selatan dalam tujuh tahun. Amunisi yang digunakan memiliki presisi tinggi dengan berat 500 pon dan digunakan untuk menyerang beberapa target secara bersamaan. Pesawat B-1B, yang memiliki kemampuan membawa senjata nuklir, terbang bersama dengan jet tempur canggih F-35A dan KF-16 dari Korea Selatan serta pesawat tempur dan tanker milik AS.

Pejabat militer AS menyatakan bahwa latihan ini adalah bagian dari program pelatihan militer bersama kedua negara, yang intensitasnya semakin meningkat di tengah uji coba senjata Korea Utara yang terus berlanjut.

“Latihan ini menunjukkan kemampuan luar biasa pasukan gabungan kami dalam menyerang beberapa target di lingkungan yang kompetitif,” ujar Letjen David Iverson, Wakil Komandan US Force Korea dan Komandan Angkatan Udara Ketujuh, dikutip CNN International pada Minggu (9/6/2024).

“B-1B memiliki kapasitas muatan konvensional terbesar berupa senjata berpemandu dan tidak berpemandu dalam inventaris Angkatan Udara AS, mampu mengirimkan senjata presisi dan non-presisi dalam jumlah besar dengan cepat untuk melawan musuh mana pun, di mana pun di dunia, kapan pun,” tambahnya.

Latihan ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan dengan Korea Utara setelah pengiriman ratusan balon yang membawa sampah dan kotoran melintasi perbatasan ke Korea Selatan dalam beberapa hari terakhir. Kim Yo Jong, adik perempuan Kim Jong Un, menyatakan bahwa balon tersebut merupakan “tindakan responsif” terhadap praktek Korea Selatan yang mengirim balon berisi selebaran anti-Korea Utara.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan menyebutkan bahwa latihan gabungan pada hari Rabu adalah pertama kalinya B-1B melakukan penjatuhan amunisi aktif di Semenanjung Korea sejak 2017, menunjukkan kemampuan pesawat ini dalam menyerang target dalam secara tepat.

Perang Korea yang terjadi antara Korea Utara dan Korea Selatan tidak pernah resmi berakhir dan kedua negara hanya berada dalam status gencatan senjata hingga saat ini. Ketegangan antara kedua negara kembali meningkat setelah perjanjian militer yang kontroversial ditangguhkan, memungkinkan Korea Selatan untuk mengambil tindakan lebih tegas terhadap provokasi dari Korea Utara.

Komentar