JurnalPatroliNews – Jakarta – Amerika Serikat kembali mendesak negara-negara mitranya di Asia-Pasifik, termasuk Jepang, untuk menaikkan anggaran pertahanan mereka menjadi 5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) — sebuah angka yang jauh melampaui komitmen yang saat ini dijalankan.
Pernyataan itu disampaikan oleh Sean Parnell, Kepala Juru Bicara Pentagon, pada Sabtu (21 Juni 2025). Ia menyebut bahwa langkah ini penting demi memperkuat sistem keamanan bersama dan menyeimbangkan beban pertahanan.
“Negara-negara NATO kini mulai membicarakan target belanja 5% PDB untuk sektor pertahanan. Sekutu kita di Asia juga perlu mempertimbangkan kebijakan serupa,” ujar Parnell, dikutip dari Nikkei Asia.
AS menyebut peningkatan itu tak hanya penting untuk keamanan kawasan, namun juga menyangkut kepentingan jangka panjang bagi rakyat Amerika.
Permintaan terbaru ini bahkan melampaui kebijakan era Presiden Donald Trump, yang sebelumnya hanya mengusulkan agar Jepang menaikkan anggaran militer ke level 3% PDB. Sementara Jepang saat ini tengah mengejar target 2% PDB pada tahun 2027, sesuai arah baru strategi pertahanannya.
Kenaikan ke level 5% dinilai akan menimbulkan tekanan besar terhadap anggaran Jepang serta dapat memperuncing perdebatan politik domestik.
Jepang dalam Dilema Strategis
Pengamat hubungan internasional dari Universitas Tokyo, Hiroshi Yamamoto, menilai bahwa permintaan AS ini bisa menjadi batu ujian bagi hubungan Tokyo-Washington.
“Di satu sisi, Jepang ingin menjaga kerja sama strategis dengan AS. Namun di sisi lain, publik Jepang masih sensitif terhadap peningkatan militerisasi, sementara fiskal negara juga terbatas,” ujar Yamamoto.
Peningkatan permintaan ini juga diyakini sebagai respons terhadap dinamika kawasan, khususnya meningkatnya manuver militer Tiongkok dan tensi yang terus berlangsung di Laut China Selatan.
Komentar