AS Minta Sekutu Naikkan Anggaran Pertahanan, NATO Hadapi Perbedaan Sikap

Respons Bervariasi dari NATO

Di Eropa, ketentuan serupa tengah memunculkan perbedaan pandangan. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengklaim bahwa negaranya mendapat “kelonggaran khusus” dari NATO terkait target belanja pertahanan.

Melalui platform X, Sanchez mempublikasikan surat dari Sekjen NATO Mark Rutte bertanggal 22 Juni 2025. Dalam surat itu, disebutkan bahwa Spanyol diberikan ruang menentukan jalur dan tempo sendiri untuk memenuhi kontribusi pertahanan hingga 2029.

“Spanyol diperbolehkan menentukan jalurnya sendiri untuk mencapai target tahunan terkait belanja militer, termasuk rencana jangka panjang,” tulis Rutte dalam suratnya.

Namun, klaim tersebut tidak sepenuhnya diamini oleh para diplomat NATO. Salah satu sumber dari aliansi militer itu yang enggan disebutkan namanya menegaskan bahwa semua anggota tetap wajib memenuhi target, meski memiliki keleluasaan dalam cara mencapainya.

“Surat itu menegaskan fleksibilitas dalam pelaksanaan, bukan pengecualian dari komitmen,” ujar pejabat NATO tersebut kepada AFP.

Paket Pertahanan Baru NATO

Dalam KTT NATO yang digelar belum lama ini, 32 negara anggota menyepakati skema baru pendanaan militer selama 10 tahun ke depan. Setiap anggota diminta mengalokasikan 3,5% dari PDB untuk kebutuhan inti militer, serta tambahan 1,5% untuk aspek pertahanan lainnya seperti infrastruktur, logistik, dan keamanan digital.

Paket ini disusun sebagian untuk merespons desakan dari mantan Presiden Donald Trump, yang secara terbuka mengancam akan menghentikan perlindungan militer AS terhadap negara-negara anggota yang tidak memenuhi kontribusi yang disepakati.

Selain itu, keputusan ini juga dipandang sebagai langkah penting dalam memperkuat posisi NATO menghadapi tantangan yang terus berkembang, terutama dari Rusia.

Komentar