JurnalPatroliNews – AS – Resolusi gencatan senjata Gaza yang diajukan Dewan Keamanan PBB kembali gagal diadopsi setelah Amerika Serikat menjatuhkan veto tanda tidak setuju.
Amerika Serikat (AS) memveto rancangan resolusi yang diajukan, meskipun 14 dari 15 anggota DK PBB lainnya telah menyatakan dukungan pada Rabu, 20 November 2024.
Rancangan tersebut menyerukan penghentian perang secara permanen, tanpa syarat, dan segera, sekaligus menegaskan pembebasan seluruh sandera secara cepat dan tanpa prasyarat. Namun, Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood, menilai langkah tersebut tidak realistis, terutama terkait pemulangan sandera.
“Gencatan senjata tanpa syarat akan memperkuat strategi Hamas, yang dengan sinis berharap komunitas internasional melupakan nasib lebih dari 100 sandera dari 20 negara yang ditahan selama 410 hari,” ujar Wood, mengutip laporan Associated Press.
Keputusan AS ini menuai kritik tajam. Wakil Dubes Palestina, Majed Bamya, menyatakan kemarahan atas kegagalan DK PBB mengambil langkah signifikan untuk mengakhiri konflik yang telah merenggut lebih dari 43.000 nyawa. “Apakah hak kami hanya untuk mati? Anda sedang menyaksikan kehancuran suatu bangsa,” tegasnya.
Dubes Aljazair untuk PBB, Amar Bendjama, juga mengecam veto tersebut, menilai bahwa hal ini hanya memperkuat keyakinan Israel bahwa tindakan mereka tak akan dihentikan. “Pesan yang diberikan adalah Israel bisa melanjutkan hukuman kolektif terhadap Palestina tanpa konsekuensi,” katanya.
Sebaliknya, Dubes Israel untuk PBB, Danny Danon, mengapresiasi keputusan AS, menyebut resolusi itu sebagai “peta jalan menuju lebih banyak teror.” Ia menegaskan dukungan AS sebagai langkah untuk mempertahankan moralitas dan keadilan.
Sementara itu, Hamas mengecam keras veto AS, menuding Washington terus memperkeruh konflik di Gaza. “AS harus berhenti menggunakan kebijakan bermusuhan ini jika benar-benar ingin menciptakan perdamaian dan stabilitas di wilayah ini,” demikian pernyataan resmi kelompok tersebut.
Komentar