JurnalPatroliNews – Jakarta – Ketegangan yang semakin meningkat antara mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan CEO Tesla, Elon Musk, menunjukkan bahwa upaya meredakan hubungan mereka tampaknya semakin sulit. Dampaknya pun mulai merembet ke berbagai aspek, termasuk aset pribadi dan pasar saham.
Baru-baru ini, beredar kabar bahwa Trump berencana melepas Tesla Model S miliknya. Kendaraan listrik itu, yang dibeli Trump sekitar tiga bulan lalu sebagai bentuk dukungan terhadap Musk—pemilik Tesla—dengan niat mendukung bos Tesla yang tengah menghadapi berbagai tantangan, termasuk aksi vandalisme dan penurunan nilai saham perusahaan.
Saat itu, Trump memuji kendaraan tersebut, menyebutnya sebagai produk yang luar biasa dan berkualitas tinggi. Namun, situasi berubah drastis setelah munculnya konflik terbuka dengan Musk, yang menyebabkan Trump kini mempertimbangkan opsi menjual atau bahkan menyerahkan Tesla Model S berwarna merah yang baru dimiliki.
Menurut laporan Business Insider pada Selasa 10 Juni 2025, sumber dari Gedung Putih menyebut bahwa Trump tengah menimbang untuk menjual atau memberi kendaraan tersebut. Diperkirakan, mobil tersebut memiliki nilai sekitar 80.000 dolar AS atau setara Rp1,3 miliar, dengan kurs 1 USD=Rp 16.270.
Konflik ini juga mempengaruhi pasar saham Tesla. Ketegangan antara keduanya memperburuk posisi perusahaan di pasar, menyebabkan harga saham Tesla anjlok dan valuasinya turun sekitar 20% sepanjang tahun ini. Meskipun saham perusahaan sempat membaik, dampaknya tetap terasa, dan nilai pasar Tesla masih belum sepenuhnya pulih.
Perselisihan ini memuncak setelah Musk mengkritik RUU yang dikenal sebagai “One Big Beautiful” yang diusulkan Trump. Musk menilai undang-undang tersebut berisiko memperburuk defisit anggaran pemerintah, sementara Trump menuduh Musk menentang RUU tersebut karena klausul yang mencabut insentif pembelian mobil listrik, termasuk Tesla.
Ketegangan ini menunjukkan bahwa hubungan antara tokoh berpengaruh ini semakin memanas, dan dampaknya tidak hanya dirasakan secara pribadi, tetapi juga mempengaruhi pasar dan industri teknologi otomotif listrik.
Komentar