JurnalPatroliNews – Brasil – Sengketa kepemilikan patung ikonik Christ the Redeemer di Gunung Corcovado, Rio de Janeiro, Brasil, menjadi perdebatan sengit antara Gereja Katolik dan pemerintah federal. Patung yang dikenal dengan pose lengan terbuka tersebut terletak di dalam kawasan Taman Nasional Tijuca, yang dikelola pemerintah.
Sebuah rancangan undang-undang (RUU) baru-baru ini diperkenalkan untuk memindahkan pengelolaan tanah tempat patung berdiri kepada Gereja Katolik. Usulan ini mencakup pemisahan administratif antara patung dengan area Taman Nasional Tijuca yang memiliki luas 3.953 hektar. Jika disetujui, Keuskupan Agung Rio de Janeiro akan sepenuhnya bertanggung jawab atas pengelolaan kawasan tersebut.
Keuskupan Agung, yang selama ini mengelola situs tersebut, mendukung usulan ini. Mereka menyatakan bahwa pengelolaan saat ini tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan fasilitas umum di sekitar monumen. Claudine Milione Dutra, koordinator hukum Keuskupan Agung Rio de Janeiro, mengatakan bahwa banyak fasilitas penting seperti eskalator, kamar mandi, dan pancuran air dalam kondisi rusak.
“Kita tidak bisa menerima Christ the Redeemer, ikon internasional Brasil, tetap terabaikan,” ujar Senator Carlos Portinho yang juga mendukung RUU ini.
Namun, rencana ini memicu pro dan kontra. Pendukung RUU berpendapat bahwa pengalihan pengelolaan kepada gereja dapat memperbaiki infrastruktur dan aksesibilitas, serta memungkinkan gereja mengumpulkan pendapatan melalui penjualan tiket masuk.
Sebaliknya, penentang menilai langkah ini berpotensi mengancam status sekuler Brasil sebagai negara yang tidak berpihak pada agama tertentu. Selain itu, mereka khawatir dampaknya terhadap lingkungan, mengingat patung berada dalam kawasan taman nasional yang dilindungi.
Kontroversi semakin memanas karena patung Christ the Redeemer bukan hanya simbol keagamaan, tetapi juga ikon internasional Brasil yang menjadi daya tarik wisata utama. Dengan lebih dari dua juta pengunjung setiap tahunnya, patung ini menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi Rio de Janeiro.
RUU tersebut pertama kali diajukan pada Oktober 2024 dan masih dalam tahap pembahasan di parlemen. Keputusan akhir akan menentukan apakah patung Christ the Redeemer tetap berada di bawah kendali pemerintah federal atau sepenuhnya dikelola oleh Gereja Katolik.
Komentar