Cacing Screwworm Pemakan Daging Manusia Dan Hewan Kini Muncul di Amerika Tengah

JurnalPatroliNews – Amerika Serikat – Kembalinya parasit pemakan daging yang dikenal sebagai Cochliomyia hominivorax, atau cacing screwworm, telah memicu kekhawatiran di seluruh benua Amerika. Setelah hampir diberantas pada 1960-an dan 1980-an, parasit ini kini kembali muncul, menyebar dari Amerika Tengah, dan baru-baru ini terdeteksi di Meksiko pada 22 November 2024. Kembalinya cacing screwworm ini menuntut perhatian serius dari otoritas kesehatan dan peternak di kawasan tersebut.

Peningkatan Kasus di Amerika Tengah

Cacing screwworm adalah parasit yang dapat menginfeksi hewan berdarah panas, termasuk sapi, anjing, dan manusia, melalui luka terbuka. Tanpa pengobatan yang tepat, infestasi ini dapat berakibat fatal. Dalam beberapa dekade terakhir, negara-negara di Amerika telah menginvestasikan miliaran dolar untuk mengendalikan penyebaran parasit ini, yang berasal dari Amerika Selatan dan Karibia.

Namun, sejak 2023, jumlah kasus Cochliomyia hominivorax meningkat signifikan. Data dari Komisi Pemberantasan dan Pencegahan Cacing Paru Ternak Panama dan AS (COPEG) menunjukkan lonjakan yang luar biasa di Panama.

Sebelum 2023, rata-rata hanya terdapat sekitar 25 kasus per tahun, namun pada 4 Desember 2024, tercatat sebanyak 22.611 kasus infestasi. Kosta Rika juga melaporkan peningkatan kasus pada manusia, dengan satu kematian yang dikonfirmasi pada awal tahun ini.

Mekanisme Infestasi yang Berbahaya

Cacing screwworm betina bertelur di luka terbuka atau lubang pada tubuh hewan hidup. Telur-telur tersebut kemudian menetas menjadi larva yang menggali jaringan tubuh inang dan memakan dagingnya. Infestasi ini menyebabkan rasa sakit yang luar biasa dan berpotensi memicu infeksi sekunder yang serius.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), seekor lalat screwworm betina dapat bertelur hingga 300 butir sekaligus, dengan rentang hidup antara 10 hingga 30 hari. Luka kecil seperti gigitan kutu pun cukup untuk menarik lalat ini bertelur.

Langkah Pencegahan yang Ditempuh

Untuk mencegah penyebaran cacing screwworm ke Amerika Serikat, Layanan Inspeksi Kesehatan Hewan dan Tanaman (APHIS) dari Departemen Pertanian AS (USDA) telah membatasi impor ternak dari Meksiko. USDA juga menyarankan agar pemilik hewan peliharaan secara rutin memeriksa luka yang mengeluarkan cairan atau membesar, serta mencari tanda-tanda telur atau larva cacing screwworm. Pengendalian infestasi ini umumnya dilakukan dengan cara mengeluarkan larva secara fisik dari jaringan yang terinfeksi.

Tantangan di Depan Mata

Kembalinya cacing screwworm ini menjadi ancaman serius, tidak hanya bagi kesehatan hewan, tetapi juga bagi manusia di Amerika Tengah. Jika tidak segera ditangani, wabah ini berpotensi merambah ke Amerika Serikat dan berdampak lebih luas pada kesehatan masyarakat.

Mengingat jumlah kasus yang terus meningkat, serta potensi penyebaran yang lebih jauh, otoritas kesehatan di negara-negara yang terdampak harus tetap waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang lebih ketat untuk mengatasi masalah ini.

Kesimpulan

Kembalinya Cochliomyia hominivorax menegaskan pentingnya pengawasan terus-menerus terhadap penyakit hewan dan zoonosis. Penanganan wabah ini memerlukan kolaborasi yang erat antara pemerintah, lembaga kesehatan masyarakat, dan peternak untuk mencegah dampak yang lebih besar.

Selain itu, edukasi kepada masyarakat juga sangat penting untuk meningkatkan kesadaran mengenai cara mencegah infestasi serta mengenali tanda-tanda awal dari cacing screwworm. Dengan langkah-langkah proaktif dan kesadaran kolektif, penyebaran parasit ini dapat diminimalisir, sehingga dapat menjaga kesehatan masyarakat dan kesejahteraan ternak di seluruh benua Amerika.

Komentar