Namun, pernyataan ini dibantah oleh Kementerian Perdagangan Korea Selatan. Seorang juru bicara menyatakan bahwa “spekulasi mengenai respons bersama terhadap tarif AS terlalu dilebih-lebihkan,” seraya merujuk pada teks pernyataan resmi pasca-pertemuan.
Menteri Perdagangan Jepang, Yoji Muto, juga menegaskan bahwa pertemuan akhir pekan lalu hanya sebatas pertukaran pandangan dan tidak membahas langkah bersama menghadapi tarif AS.
Meski demikian, dalam pertemuan Minggu itu, para menteri perdagangan ketiga negara sepakat untuk mempercepat negosiasi terkait perjanjian perdagangan bebas trilateral, yang bertujuan untuk memperkuat perdagangan di kawasan dan global.
“Ketiga negara bertukar pandangan mengenai situasi perdagangan dunia. Seperti yang terlihat dalam pernyataan bersama, mereka sepakat mengenai pentingnya melanjutkan kerja sama ekonomi dan perdagangan,” ujar juru bicara Kementerian Perdagangan Korea Selatan.
Pertemuan ini digelar hanya beberapa hari sebelum pengumuman tarif baru oleh Presiden Trump pada Rabu (2/4/2025), yang ia sebut sebagai “Hari Pembebasan”.
China, Jepang, dan Korea Selatan memang merupakan mitra dagang utama AS. Namun, ketiganya juga kerap berselisih dalam berbagai isu, termasuk sengketa wilayah serta kontroversi pembuangan air limbah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima oleh Jepang.
Komentar