China Soroti Kondisi HAM di AS yang Makin Memburuk

JurnalPatroliNews – China – Departemen Penerangan Dewan Negara China merilis dokumen “Laporan Pelanggaran HAM Amerika 2023” pada Rabu (29/5) lalu. Laporan tersebut menyatakan, situasi Hak Asasi Manusia (HAM) di Amerika Serikat (AS) makin memburuk.

Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa kekerasan senjata api telah menjadi masalah kronis yang sulit diatasi oleh pemerintah AS. Sepanjang tahun 2023, terjadi 654 insiden penembakan massal, dengan hampir 43.000 orang tewas, yang berarti rata-rata 117 orang meninggal setiap harinya.

Laporan itu juga menyoroti penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah AS, termasuk pembatasan kebebasan berekspresi dan pengawasan terhadap privasi warga. Pasal 702 Undang-Undang Pengawasan Intelijen Asing (FISA) disebut digunakan untuk memantau komunikasi para pengunjuk rasa antirasisme. Di universitas-universitas AS, jumlah staf pengajar yang dipecat atau dihukum karena pernyataan mereka mencapai rekor tertinggi dalam 20 tahun terakhir.

Selain itu, laporan tersebut mencatat tingginya angka kematian warga Amerika akibat kekerasan polisi. Pada tahun 2023, setidaknya 1.247 orang tewas akibat tindakan brutal polisi, dengan rata-rata tiga orang terbunuh setiap harinya.

China juga menyoroti bahwa AS adalah “negara penjara” dengan tingkat penahanan massal dan kerja paksa yang mencolok. Meskipun populasi AS kurang dari 5% dari populasi dunia, jumlah narapidananya mencapai 25% dari total narapidana global. Banyak narapidana dipaksa bekerja dengan upah rendah atau tanpa upah untuk memproduksi barang dan jasa bernilai miliaran dolar setiap tahun.

Laporan itu juga menyatakan bahwa etnis minoritas di AS menghadapi diskriminasi rasial yang sistemik. Orang Amerika keturunan Afrika tiga kali lebih mungkin dibunuh oleh polisi dan 4,5 kali lebih mungkin dipenjara dibandingkan orang kulit putih. Hampir 75% orang Amerika keturunan Tionghoa mengalami diskriminasi rasial pada tahun lalu, dan 55% dari mereka khawatir akan kejahatan rasial atau pelecehan yang membahayakan keselamatan pribadi.

Penduduk asli Amerika disebut selalu hidup di bawah penindasan budaya, dengan keyakinan agama dan adat istiadat mereka yang sering dikekang.

Laporan tersebut, menyoroti ketimpangan sosial dan ekonomi yang semakin parah di AS. Ketimpangan antara yang kaya dan miskin telah mencapai titik terburuk sejak Depresi Besar tahun 1929. Pada tahun 2023, jumlah tunawisma di AS mencapai lebih dari 650.000 jiwa, angka tertinggi sejak pendataan dimulai pada tahun 2007. Penyalahgunaan narkoba dan tingkat bunuh diri juga meningkat.

Terakhir, laporan tersebut mengkritik AS yang dianggap lama menerapkan hegemonisme, unilateralisme, dan politik kekuasaan, yang menciptakan krisis kemanusiaan di berbagai tempat. Sejak Serangan 9/11, korban tewas akibat “War on Terror” yang dipimpin AS diperkirakan mencapai 4,5 hingga 4,7 juta jiwa. AS juga terus menyuplai senjata ke daerah konflik, menyebabkan banyak korban sipil. Penjara Guantanamo, yang dianggap sebagai pelanggaran berat HAM, masih beroperasi hingga saat ini.

Komentar