JurnalPatroliNews – Italia – Sebuah kebakaran hebat melanda salah satu showroom Tesla di Roma, Italia, menghanguskan sedikitnya 17 kendaraan listrik milik perusahaan tersebut.
Kejadian ini langsung memicu reaksi keras dari Elon Musk, yang dalam pernyataannya di platform X, menuding insiden ini sebagai tindakan terorisme. Meski demikian, otoritas setempat belum merilis informasi resmi mengenai penyebab kejadian, sementara penyelidikan masih berlangsung.
Pernyataan Keras dari Elon Musk dan Dukungan dari Italia
Elon Musk mengungkapkan kekesalannya melalui media sosial, menilai bahwa kebencian terhadap Tesla semakin menjadi-jadi dan menyerang bukan hanya perusahaannya, tetapi juga para pekerja yang menggantungkan hidup pada industri kendaraan listrik tersebut.
Matteo Salvini, Wakil Perdana Menteri Italia sekaligus pemimpin partai Liga, juga menyuarakan dukungannya terhadap Tesla dan Musk. Melalui unggahan di X, Salvini menegaskan bahwa kebencian terhadap Tesla tidak memiliki dasar yang jelas dan harus segera dihentikan.
Serangkaian Serangan terhadap Tesla di Berbagai Negara
Insiden di Roma bukan satu-satunya kasus serangan terhadap Tesla. Dalam beberapa waktu terakhir, perusahaan ini menjadi sasaran aksi perusakan di berbagai belahan dunia. Di Berlin, Jerman, kelompok aktivis lingkungan yang menamakan diri “Neue Generation” melakukan vandalisme terhadap salah satu dealer Tesla dengan menyemprotkan cat di fasad bangunan. Tak hanya itu, akhir pekan lalu, tujuh mobil Tesla juga terbakar di dealer yang berlokasi di Verden, Jerman.
Di Amerika Serikat, serangkaian aksi perusakan terhadap fasilitas Tesla telah dikategorikan sebagai “terorisme domestik” oleh FBI. Direktur FBI, Kash Patel, menegaskan bahwa pihaknya telah membentuk satuan tugas khusus untuk menindaklanjuti lonjakan kekerasan yang menargetkan Tesla dan akan memastikan para pelaku mendapat hukuman setimpal.
Isu Politik dan Dugaan Konspirasi
Popularitas Elon Musk sebagai sosok kontroversial semakin memperumit situasi. Keterkaitannya dengan Presiden AS Donald Trump serta posisinya sebagai pemimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), yang bertugas memangkas anggaran pemerintah, membuatnya menjadi target berbagai pihak.
Sejak awal tahun, berbagai fasilitas Tesla dilaporkan mengalami peningkatan aksi demonstrasi dan perusakan. Musk menduga bahwa gerakan ini bisa saja merupakan bagian dari upaya terorganisir yang didanai oleh beberapa miliarder dari kubu Demokrat, termasuk George Soros.
Menanggapi serangan terhadap Tesla, Trump turut memberikan komentarnya. Ia mengutuk kejadian ini, menyerukan tindakan tegas terhadap pelaku, dan bahkan mengusulkan hukuman berat hingga 20 tahun penjara bagi mereka yang terbukti bersalah.
Serangkaian insiden yang menargetkan Tesla, termasuk kebakaran di Roma, memperlihatkan eskalasi sentimen negatif terhadap perusahaan milik Musk. Meski penyelidikan masih berlangsung, Musk dan para pendukungnya menduga ada faktor politik dan terorisme di balik aksi-aksi tersebut. Sementara itu, dunia menantikan hasil penyelidikan lebih
Komentar