Di Pemakaman Paus Fransiskus, Presiden Irlandia Michael D. Higgins Kritik Tajam Netanyahu

JurnalPatroliNews – Jakarta – Dalam momen penuh duka di Vatikan, Presiden Irlandia Michael D. Higgins memanfaatkan kesempatan saat pemakaman Paus Fransiskus untuk melontarkan kritik keras terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, khususnya terkait kebijakan Israel di Gaza.

Kritik Higgins menjadi sorotan dunia setelah ia menyinggung ketidakhadiran Netanyahu dalam acara penting tersebut. Higgins menilai, mengkritik pemimpin yang memperkuat militer pelanggar hukum humaniter bukanlah sebuah kesalahan.

Dalam komentarnya yang dikutip The Jerusalem Post, Minggu, 27 April 2025, Higgins menyayangkan kecenderungan melabeli kritik terhadap Israel sebagai bentuk antisemitisme. Ia menegaskan bahwa menentang tindakan yang merugikan warga sipil, perempuan, dan anak-anak di Gaza, tidak boleh disamakan dengan mendukung organisasi ekstremis.

“Adalah kebohongan besar jika menganggap semua yang mengkritik aksi militer Israel otomatis mendukung Hamas,” tegas Higgins.

Presiden Irlandia tersebut juga menggambarkan blokade di Gaza—yang menghambat akses makanan, air bersih, dan obat-obatan—sebagai tindakan yang kejam dan tak berperikemanusiaan. Ia mempertanyakan diamnya dunia internasional di tengah penderitaan rakyat Gaza, mengingatkan kembali pada pesan-pesan kemanusiaan yang sering disuarakan Paus Fransiskus.

Selain itu, Higgins menyindir absennya Netanyahu di pemakaman, mengatakan bahwa ketidakhadiran seseorang di momen bersejarah juga mengandung pesan penting tentang sikap dan prioritas.

Sebagai respons diplomatik, Israel hanya mengutus duta besar ke acara tersebut, disertai unggahan belasungkawa resmi yang kemudian dihapus, memperkeruh hubungan Israel dengan beberapa negara Eropa, termasuk Irlandia.

Ketegangan antara Dublin dan Tel Aviv bukan hal baru. Perseteruan ini kembali memanas setelah komunitas Yahudi di Irlandia mengkritik keputusan memberi kesempatan Higgins berpidato di acara Peringatan Hari Holocaust 2025, mempertanyakan ketulusannya dalam mengakui antisemitisme.

Setahun sebelumnya, Higgins juga sempat membalas tudingan antisemitisme dari Israel, menyebut tuduhan itu sebagai bentuk fitnah, di tengah keputusan Irlandia untuk menutup kedutaan besar Israel di Dublin.

Ketegangan politik dan diplomatik antara Irlandia dan Israel pun terus membayangi hubungan kedua negara, memperlihatkan jurang perbedaan pandangan yang makin dalam terkait hak asasi manusia dan kebijakan luar negeri.

Komentar