JurnalPatroliNews – Tel Aviv, – Satu persatu, anak buah Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri (PM) Israel, mundur dari Pemerintahan. Kali ini, Benny Gantz, resmi keluar dari Pemerintahan Netanyahu, dan bukan lagi seorang anggota kabinet perang Israel berhaluan tengah.
Pada 18 Mei lalu, Gantz mengumumkan, jika Netanyahu tidak membuat rencana yang koheren, untuk membawa pulang para sandera dan tata kelola Gaza pascaperang, maka dia akan meninggalkan kabinet perang paling lambat 8 Juni ini.
Meski demikian, mengingat pada Sabtu (8/6/24), ada penyelamatan empat sandera Israel, Gantz menunda untuk mewujudkan ancamannya selama sehari.
“Keluar dari Pemerintahan adalah keputusan yang rumit dan menyakitkan,” ujar Gantz, dalam sebuah pernyataan di televisi Israel, dikutip CNN International, Senin (10/6/24).
“Netanyahu mencegah kita untuk bergerak maju menuju kemenangan sejati (di Gaza). Itulah sebabnya, kami meninggalkan Pemerintahan darurat hari ini dengan berat hati, tetapi dengan sepenuh hati,” lanjutnya.
Walau terasa berat, para analis menyebut, kepergian Gantz tidak akan menyebabkan Pemerintahan Netanyahu runtuh.
“Benny Gantz dalam kesulitan,” ungkap Aaron David Miller, mantan negosiator Timur Tengah, sebelum pengunduran diri Gantz.
“Dia ingin tetap berada di Pemerintahan, dia membawa semacam tangan yang moderat, tetapi dia tidak memiliki potensi saat ini untuk menjatuhkan Pemerintahan,” tandas Miller.
Komentar